Cek Fakta: Hoaks Tahan Napas 10 Detik Untuk Tes Mandiri Covid-19

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 21 Feb 2022, 14:06 WIB
Cek Fakta tes tahan napas untuk deteksi covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Postingan ini sudah muncul sejak tahun lalu namun kembali beredar di masyarakat belakangan ini.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Juni 2021.

Berikut isi postingannya:

"AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS

*Oleh : DR. Berlian Siagian.Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona *hanya dalam 30 detik,* tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan. Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !

Perhatikan cara berikut ini :Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !

Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi seandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !

Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda.

Salam sehat ! In Syaa Allah, ini sangat bermanfaat."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas?

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penelusuran Fakta

Ilustrasi Cek Fakta Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com pernah menulis artikel bantahan terkait postingan itu pada 27 Mei 2021. Di sana terdapat penjelasan dari dr RA Adaninggar, SpPD. Ia menyebut tes mandiri covid-19 dengan menahan napas adalah tidak benar.

"Ada tidaknya fibrosis paru tidak bisa menunjukkan infeksi virus karena penyebab fibrosis paru adalah keradangan yang bisa disebabkan oleh apapun termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi jamur, autoimun, bahan kimia dan lain-lain," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi , Kamis (27/5/2021).

"Fibrosis paru itu artinya kondisi paru sudah sempat radang dan kemudian menyembuh meninggalkan bekas/scar. Gejala utamanya mudah sesak bila beraktivitas, tidak ada hubungannya dengan menahan napas lalu batuk," katanya menambahkan.

Ia juga menyebut saat ini standar untuk memeriksa orang yang diduga terinfeksi covid-19 adalah dengan swab PCR atau swab antigen.

"Panduan dari WHO sejauh ini gold standard untuk pemeriksaan covid-19 adalah swab PCR. Selain itu ada juga swab antigen untuk mengakses daerah yang sulit terjangkau laboratorium PCR," katanya menambahkan.

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi dr.Muhamad Fajri Adda'i. Ia menjelaskan minum air putih hangat tidak bisa membunuh virus corona covid-19.

"Minum air putih memang bagus untuk tubuh. Tetapi jika dikatakan bisa membunuh virus corona covid-19 itu sangat ngawur," ujar dr. Fajri saat dihubungi, Kamis (27/5/2021).

"Virus itu masuk menyerang saluran pernafasan, jadi tidak bisa hanya dengan meminum air putih. Klaim dalam postingan itu hoaks," katanya menambahkan.

Cek Fakta Liputan6.com pernah menulis hoaks terkait tes tahan napas pada artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Video Tes Menahan Napas Bisa Membantu Analisa Covid-19" yang tayang 9 September 2020. Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari WHO.

"Tampaknya ini adalah aplikasi sederhana yang mengukur waktu dan bukan aliran pernapasan. Orang dengan penyakit paru-paru (dari merokok, polusi, asma, atau infeksi paru, termasuk tetapi tentu saja tidak terbatas pada covid-19) akan lebih sulit melakukannya," bunyi pernyataan WHO melalui email kepada AFP Fact Check dilansir Liputan6.com.

"Sebetulnya video itu tidak berbahaya namun sama sekali tidak informatif. Apalagi jika diklaim bisa mengetahui fungsi paru-paru kita."

Dalam artikel tersebut, AFP Fact Check juga meminta penjelasan dari dr Peter Waweru seorang pulmonologis dari Kenya.

"Pernapasan tidak dapat digunakan untuk menguji covid-19. Paru-paru dapat mengalami banyak infeksi dan tes pernapasan tidak cukup untuk menentukan apakah seseorang mengidap covid-19 atau tidak," ujar dr Peter.

"Banyak juga orang yang paru-parunya belum terserang virus namun sudah positif covid-19," katanya menambahkan.

Sumber:

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4567916/cek-fakta-tidak-benar-tes-mandiri-covid-19-dengan-menahan-napas-selama-10-detik

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4351530/cek-fakta-tidak-benar-video-tes-menahan- napas-bisa-membantu-analisa-covid-19

https://factcheck.afp.com/experts-dismiss-claim-holding-your-breath-helps-test-covid-19

https://covid19.go.id/artikel/2022/02/19/salah-deteksi-covid-19-dengan-tahan-napas-10-detik


Kesimpulan

banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Postingan yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas adalah tidak benar.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya