Tahu dan Tempe Mulai Sulit Ditemukan di Sejumlah Pasar di Kota Depok

Kasubag Tata Usaha Pasar Kemirimuka, Budi Setiyanto mengatakan, puluhan lapak tahu dan tempe terlihat kosong di Pasar Kemirimuka, Depok.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 21 Feb 2022, 15:12 WIB
Salah satu kios penjualan tahu yang tutup sementara di Pasar Tugu, Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang tahu dan tempe mulai tidak berjualan di sejumlah pasar di Kota Depok, Jawa Barat. Hal itu disebabkan para pengrajin tempe dan tahu melakukan aksi mogok produksi.

Kasubag Tata Usaha Pasar Kemirimuka, Budi Setiyanto mengatakan, puluhan lapak tahu dan tempe terlihat kosong di Pasar Kemirimuka. Hal itu disebabkan para pedagang tidak mendapatkan pasokan tahu dan tempe dari para pengrajin yang ada di Kota Depok.

"Para pedagang sudah mulai tidak berjualan, rencananya selama tiga hari terhitung sejak hari ini," ujar Budi kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).

Budi menjelaskan, para pedagang tahu dan tempe tidak berjualan belum mendapatkan keluhan dari para pembeli atau pengunjung pasar. Hal itu dikarenakan para pengunjung sudah mengetahui akan rencana para pedagang tidak berjualan.

"Karena sebelumnya para pedagang sudah memberikan informasi kepada para pembeli rencana aksi mogok para pengrajin tahu dan tempe," jelas Budi.

Budi memperkirakan, para pedagang tahu dan tempe tidak berjualan merupakan bentuk kekompakan antara pedagang dan pengrajin terkait kenaikan harga kedelai. Dari pantauannya, harga kedelai saat ini mencapai Rp12 ribu per kilogram dan dinilai memberatkan para pengrajin tahu dan tempe.

"Kenaikan harga kedelai tersebut yang menyebabkan tahu dan tempe sudah tidak ditemukan di pasar Kemirimuka," ucap Budi.


Mogok Produksi

Perajin tempe melakukan aksi mogok produksi di Sentra Produksi Tempe Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Senin (21/02/2022). Harga kedelai impor yang mencapai Rp1,1 juta/kwintal membuat ratusan perajin tahu-tempe di Jabodetabek menggelar mogok produksi tiga hari ke depan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Hal yang sama juga terjadi di UPT Cisalak Pasar. Para pedagang tahu dan tempe sudah tidak berjualan dampak dari para pengrajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi.

"Sudah tidak ada yang berjualan mereka ikut aksi mogok berjualan karena para pengrajin tahu dan tempe melakukan aksi yang sama," ujar Kepala UPT Cisalak Pasar, Muhammad Sahal.

Sahal mengungkapkan, sebelumnya harga tempe di Cisalak Pasar untuk satu papan sebesar Rp4 ribu. Apabila harga kedelai tidak mengalami penurunan, para pedagang akan menaikan harga tempe sebesar Rp5 ribu per papan sedangkan harga tahu akan mengikuti harga dari para pengrajin.

"Selain menaikan harga, kemungkinan lainnya para pedagang akan mengecilkan ukuran tahu dan tempe," ungkap Sahal.


Kedelai Impor

Aktivitas perajin tempe saat mogok produksi di kawasan Sunter Jaya, Jakarta Utara, Senin (21/2/2022). Mulai hari ini perajin tempe dan tahu se-Pulau Jawa mogok produksi selama tiga hari ke depan sebagai respon mahalnya harga kedelai yang mencapai Rp11.000 per kg. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sahal menuturkan, dari pemantauan harga kedelai di Cisalak Pasar, para pedagang sembako hanya menyediakan kedelai impor. Umumnya kedelai impor tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan makanan lainnya seperti bubur ayam.

"Harga kedelai impor sebesar Rp16 ribu per kilogram sedangkan kedelai lokal sebesar Rp12 ribu per kilogram dan biasanya hanya didapati di koperasi," tutur Sahal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya