Kebijakan HET Rp11.500, Harga Minyak Goreng Makin Ugal-ugalan di Garut

Kebijakan untuk menutupi kelangkaan migor termasuk soal harga HET Rp11.500 per kilogram belum memberikan solusi bagi masyarakat Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 22 Feb 2022, 00:00 WIB
kebijakan untuk menutupi kelangkaan migor termasuk soal harga HET Rp 11.500 per kilogram (Kg), belum memberikan solusi bagi masyarakat Garut. Saat ini rata-rata (HET) migor di Garut rata-rata berada atas Rp15.000 per kg. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Kebijakan pemerintah pusat mengenai penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng (Migor) di angka Rp 11.500 membingungkan Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat. Saat ini harga HET migor masih beragam.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadisperindag ESDM) Kabupaten Garut, Nia Gania, mengatakan strategi pemerintah pusat dalam menangani kelangkaan minyak goreng hingga kini belum tuntas.

“Untuk soal harga saja, apakah ini akan disubsidi, berapa subsidi yang mesti ditanggung pemerintah hingga kini belum memperoleh hasil yang maksimal,” ujarnya, Senin (21/2/2022).

Menurutnya, kebijakan untuk menutupi kelangkaan migor termasuk soal harga HET Rp 11.500 per kilogram (Kg), belum memberikan solusi bagi masyarakat Garut. Saat ini rata-rata (HET) migor di Garut rata-rata berada atas Rp15.000 per kg.

“Jika harga minyak goreng curah Rp17.500 per kg, berarti per kg ada selisih Rp6.000 yang mesti diganti, ini seperti apa,” ujar dia.

Bahkan akibat minimnya pasokan migor di lapangan, Lembaganya menemukan harga minyak goreng di tingkat pengecer wilayah Kecamatan Karangpawitan menyentuh angka hingga Rp 29 ribu per kg.

“Saya tanya kenapa (mahal), ternyata memang (mata) rantai panjang, dari suplier, distributor, pabrik. Alhasil sampai ke toko menjadi mahal,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Stok Kosong

Hal senada disampaikan Kasubag UPTD Pasar Induk Guntur Garut Yusep Suryaman. Menurutnya, Stok minyak goreng kemasan di Pasar Guntur Garut yang dijual di atas HET mengalami kelangkaan.

“Jangankan minyak goreng subsidi yang harganya murah, minyak goreng mahal kemasan premium yang harganya di atas Rp22.000 per liter juga kosong,” kata dia.

Saat ini harga minyak goreng curah dijual di angka Rp18.200 per kg, dengan stok seadanya. “Kalau minyak curah stoknya masih ada, meskipun harganya melebihi HET pemerintah,” kata dia.

Menurutnya, berkurangnya stok minyak goreng di Pasar Guntur diakibatkan minimnya stok barang yang berasal dari distributor barang.

“Keterbatasan distribusi ini diperparah oleh tingginya minat masyarakat untuk melakukan pembelian,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya