Liputan6.com, Jakarta - Para perajin tahu dan tempe bertindak keras mengenai mahalnya harga kedelai yang menjadi bahan baku komoditas pangan tersebut.
Rencananya, mereka akan memulai mogok produksi tahu dan tempe mulai hari ini, Senin (21/2/2022) hingga beberapa hari ke depan, tepatnya Rabu, 23 Februari 2022.
Baca Juga
Advertisement
Tak cuma mogok produksi, perajin tempe dan tahu juga mengancam akan turun ke jalan jika pemerintah tak bisa menangani masalah mahalnya harga kedelai ini.
Namun, Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengeluarkan kembali surat edaran agar para perajin tahu dan tempe membatalkan aksi mogok produksi.
Meski begitu, beberapa perajin tempe dan tahu yang sudah terlanjur atau tetap menjalankan aksi mogok produksi.
"Menyusul surat kami No: 007/Gakoptindo/1/2022 tanggal: 15 Januari 2022. Perihal Himbauan Untuk Tidak Mogok Produksi/Demo," tulis surat himbauan yang ditandatangani pada Minggu 20 Februari 2022.
Berikut deretan fakta terkait para perajin tahu dan tempe yang beraksi keras mengenai mahalnya harga kedelai dihimpun Liputan6.com:
1. Tak Cuma Mogok, Perajin Tahu dan Tempe Akan Demo
Para perajin tahu dan tempe bersuara keras mengenai mahalnya harga kedelai yang menjadi bahan baku komoditas pangan tersebut.
Tak cuma mogok produksi, perajin tempe dan tahu juga mengancam akan turun ke jalan jika pemerintah tak bisa menangani masalah mahalnya harga kedelai ini.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta Sytarto mengatakan, para perajin tempe dan tahu sudah dua pekan menyuarakan mengenai mahalnya harga kedelai. Namun sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan kebijakan konkret.
"Ini sudah disuarakan 2 minggu, saya lihat pemerintah sudah ada pergerakan dengan menghubungi para importir, tapi belum ada kebijakan khusus yang dikeluarkan," kata Sytarto saat dihubungi merdeka.com, Minggu 20 Februari 2022.
Memang sudah ada pembahasan khusus dengan pemerintah terkait fluktuasi harga kedelai. Namun dia merasa pemerintah masih tidak serius menanggapinya. Kenaikan harga kedelai dianggap sebagai masalah yang biasa terjadi.
Bila selepas aksi mogok produksi tahu tempe ini pemerintah masih tetap sama, maka para perajin akan nekat turun ke jalan. Mereka akan melakukan aksi demonstrasi di depan istana negara jika harga kedelai tetap mahal.
"Kalau respons pemerintah terhadap aksi ini dianggap hal yang biasa, kita bikin yang luar biasa. Kita akan demo besar di depan istana," jelas dia.
Advertisement
2. Penyebab Harga Kedelai Naik
Para perajin tempe dan tahu di Pulau Jawa akan melakukan aksi mogok produksi selama 3 hari yaitu 21 hingga 23 Februari 2022. Aksi mogok membuat tahu dan tempe ini sebagai bentuk proyek kenaikan harga kedelai yang tak terkendali.
Harga kedelai naik hingga Rp 11.300 per kilogram (kg). Sangat jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah di tahun lalu yaitu maksimal Rp 9.000 per kg. Bahkan, harga kedelai di luar Jawa lebih tinggi lagi yaitu mencapai Rp 12.500 per kg.
"Tahun lalu sudah ada ketetapan dari pemerintah harga kedelai dijual Rp 7.000 sampai Rp 9.000 per kilogram, tetapi pergerakan harga terakhir Rp 11.300 per kg," kata Ketua Pusat Kopti DKI Jakarta Sytarto saat dihubungi merdeka.com.
Kenaikan harga kedelai ini karena Indonesia masih ketergantungan impor kedelai dari Amerika Serikat (AS). Berbagai isu yang terjadi di global saat ini pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga kedelai.
"Apapun isu yang terjadi di luar negeri terlepas dari masa panen atau keterlambatan pengiriman, sampai ke Indonesia ini dampaknya jadi kenaikan harga," kata dia.
Apalagi, kedelai sudah menjadi barang komoditas yang diimpor oleh swasta. Mekanisme pasar bebas melekat pada perdagangan kedelai. Sementara kebutuhan dalam negeri terhadap penggunaan kedelai cukup tinggi.
"Sehingga perdagangannya bursa komoditas, jadi dengan enaknya saja importir swasta ini membaca kondisi, kalau ada sesuatu di sana, ini naik meskipun stok barangnya sudah ada di Indonesia," kata dia.
Dalam perdagangan pasar bebas ini memang tidak salah. Hanya saja kebebasan tersebut membuat para perajin tahu dan tempe tidak nyaman. Kenaikan harga yang terjadi setiap hari membuat perajin sulit menetapkan harga dan mengukur keuntungan yang didapat.
"Kalau diterapkan di Indonesia ini susah, enggak nyambung," kata dia.
Untuk itu dia meminta agar pemerintah bisa turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai. Dia ingin pemerintah memberikan solusi dengan membuat skenario yang menjamin stabilitas harga kedelai.
"Kita tidak bisa mencegah pergerakan harga dunia dan yang menguasai stok ini swasta. Kalau dikuasai sama pemerintah bisa ada stabilitas. Makanya kita harapkan ini supaya diatur sebuah tata niaga. Kalau tidak ditata ini terjun payung terus (keuntungan untuk perajin)," kata dia mengakhiri.
3. Batal Mogok Produksi
Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengeluarkan kembali surat edaran agar para perajin tahu dan tempe membatalkan aksi mogok produksi.
Namun meskipun ada surat edaran baru tersebut, terdapat beberapa perajin tempe dan tahu yang sudah terlanjur atau tetap menjalankan aksi mogok produksi.
"Menyusul surat kami No: 007/Gakoptindo/1/2022 tanggal: 15 Januari 2022. Perihal Himbauan Untuk Tidak Mogok Produksi/Demo," tulis surat himbauan yang ditandatangani pada Minggu 20 Februari 2022.
Advertisement
4. Alasan Batal Mogok Produksi
Pembatalan mogok produksi tahu dan tempe tersebut berdasarkan 4 hal. Pertama, sesuai hasil pertemuan koordinasi antara Pengurus Gakoptindo dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan pada 4 Februari 2022.
Kedua, hasil pertemuan Pengurus Gakoptindo dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pada 21 Januari 2022, dan rapat-rapat selanjutnya dengan Kementerian Pertanian.
Ketiga, berdasarkan hasil pertemuan dengan Direktur Perum Bulog tanggal 18 Februari 2022 di RTI Bogor.
Keempat, hasil koordinasi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, pada 20 Februari 2022.
"Dengan ini kami menghimbau kepada seluruh Pengrajin Tempe Tahu di seluruh Indonesia, agar supaya Tidak Jadi Mogok Produksi & Dagang Tempe Tahu," tulis keterangan surat himbauan.
Karena pemerintah berjanji akan membantu menyelesaikan masalah yang dituntut atau diusulkan oleh Pengrajin Tempe Tahu Anggota Kopti dan Gakoptindo dan Pemerintah akan memberikan bantuan agar harga kedelai yang dibeli oleh perjain Tempe Tahu Anggota KOPTI tetap terjangkau.
Surat himbauan tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin, Sekretaris Gakoptindo Hugo Siswaya, Ketua Puskopti Jawa Barat Asep Nurdin, Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriantoro.
Kemudian, Ketua Puskopti Jawa Timur Sukari, Ketua Puskopti Banten Yoni A. Taufik, Ketua Kopti Kabupaten Bogor Sukhaeri, Ketua Puskopti Daerah Istimewa Yogyakarta Triharjono, dan Ketua Puskopti DKI Jakarta Sutaryo.
5. Produsen Tahu Tempe Jakarta Sudah Terlanjur Mogok
Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta menyatakan telah menghentikan produksi sementara tahu dan tempe. Aksi tersebut dimulai hari ini 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.
Meski Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) telah mengeluarkan kembali surat edaran agar para pengrajin tahu dan tempe membatalkan aksi mogok produksi tahu tempe yang tadinya akan berlangsung mulai hari ini 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.
"Sudah dilaksanakan terutama buat yang produksi tempe sudah tiga hari dari mulai hari jumat sabtu minggu, sudah gk ada kegiatan merebus yang seharusnya buat tiga hari kedepan," kata Sekjen Puskopti DKI Jakarta Hedy Kuswanto kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).
Hedy menjelaskan karena beda dengan pembuatan tahu. Kalau tahu prosesnya membutuhkan waktu 6 jam dari kedelai sampai menjadi tahu, sedangkan tempe dari kedelai menjadi tempe bisa makan waktu 72 jam. Oleh karena itu aksi mogok produksi telah dilakukan pada 18 Februari 2022 (Jumat) hingga minggu (20 Februari) 2022.
Lebih lanjut, Hedy menegaskan, Puskopti DKI Jakarta khususnya, dan Jabodetabek umumnya tetap berkomitmen dengan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu mogok produksi dan berjualan tahu tempe di tgl 21,22,23, Februari 2022.
"Dengan adanya surat edaran dari Gakoptindo yang suratnya beredar hari minggu tanggal 20 /2/2022 itulah yang sangat kami sayangkan, Jabar, Jateng, Jatim, yang awalnya memperjuangkan aspirasi anggotanya masing-masing karena senasib sepenanggungan juga mendukung aksi saudara nya di DKI dan sekitarnya," jelasnya.
Puskopti DKI Jakarta berharap, setelah dilakukan aksi demo mogok produksi dan berjualan yang dilakukan para pengrajin tahu dan tempe, Pemerintah bisa merespon dan mengabulkan tuntutan mereka.
"Pasca aksi demo mogok produksi dan berjualan, kami dari sekjen puskopti DKI, berharap sekali Pemerintah peduli dan mengabulkan tuntutan kami," pungkasnya.
Advertisement