Liputan6.com, Surabaya - Aksi mogok produksi tempe menjalar hingga ke Kota Surabaya, seiring melambung harga kedelai di pasaran saat ini.
Salah satu perajin tempe di kawasan Wonocolo Surabaya, Riyanto mengaku, mulai hari ini hingga tiga hari ke depan, dia mogok produksi. Menurutnya, biaya produksi yang tinggi tidak cukup untuk mengembalikan modal.
Advertisement
"Jika harga kedelai melambung tinggi, hal ini juga berimbas pada penjualan tempe yang pada akhirnya tidak laku. Sehingga ini membuat rugi para pengrajin tempe. Pasalnya para konsumen menganggap harga tempe yang dijual terlalu mahal," ujarnya, Senin (21/2/2022).
Dengan mogok produksi, lanjut Riyanto, para pengrajin tempe akhirnya membersihkan peralatannya, karena tidak produksi.
"Kami berharap pemerintah bisa mendengarkan aspirasi para pengrajin tempe dan bisa mengambil kebijakan untuk kembali menurunkan harga kedelai," ucapnya.
Hal senada disampaikan Jarwo Susanto yang juga merupakan salah satu perajin tempe di Kota Pahlawan. Dia mengungkapkan, harga kedelai impor terus mengalami kenaikan. Jika sebelum pandemi Covid-19 hanya kisaran Rp 7.000 - Rp 7.500 per kilogram, maka memasuki pandemi ini menjadi Rp 9.000 per kilogram.
"Sekarang malah naik lagi Rp 11.000 lebih per kilogram, ini sudah dirasakan sebulan ini pas Covid-19 naik," ucapnya.
Kenaikan ini pun direspons oleh Jarwo untuk ikut mogok memproduksi tempe. Apabila aksi mogok ini tak digubris pemerintah, ia mengusulkan kepada paguyuban tempe untuk aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Capai Rp 14.500 Per Kilo
Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (Siskaperbapo) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Harga rata-rata kedelai eks impor Rp 11.825 per kilogram pada hari ini.
Harga rata-rata tertinggi komoditas tersebut di Sidoarjo yakni sebesar Rp 14.500 per kilogram. Sementara harga rata-rata terendah kedelai eks impor ada di Bondowoso sebesar Rp 10.175.
Sementara itu, harga rata-rata kacang kedelai lokal di Jatim, Rp 12.100 per kilogram. Harga rata-rata terendah terpantau di Banyuwangi sebesar Rp 9.800. Sedangkan harga rata-rata tertinggi kedelai lokal ada di Lumajang dan Bojonegoro yakni sebesar Rp 15.000 per kilogram.
Advertisement