Liputan6.com, Jakarta Kasus minyak goreng langka di beberapa titik di Indonesia terus didalami pihak kepolisian. Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan di lima titik. Mulai dari tiga titik di Sumatera Utara, satu titik di Jawa Tengah, satu titik di NTT dan terakhir di Makassar.
"Saya sampaikan bahwa langkah Satgas Pangan setelah menemukan stok tadi yang kita lakukan adalah menyisihkan sebagian untuk kepentingan proses penyelidikan dan sisanya kita bersama stakeholder wilayah kita dorong, kita jual, didistribusikan ke masyarakat," kata Helmy di Mabes Polri Jakarta, Senin (21/2/2022).
Helmy kemudian merinci satu per satu hasil investigasi Satgas Pangan mulai dari Jawa Tengah, tepatnya di Kudus. Diketahui, laporan masyarakat menyebut minyak goreng palsu yang diperdagangkan.
"Modusnya dicampur air, jadi setelah satu kali transaksi asli, dua, tiga kali (masih) asli, keempatnya palsu. Ini sudah penindakan lebih lanjut," jelas Helmy.
Baca Juga
Advertisement
Helmy melanjutkan, soal temuan penimbunan minyak goreng di Sumatera Utara dan NTT, Satgas Pangan Polri melakukan pendalaman mulai dari stok, kapasitas produksi, hingga jumlah penjulan per hari termaktub dalam Perpres 71 tahun 2015 tentang penetapan dan penyimpanan barang kebutuhan pokok dan barang penting.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dialihkan ke Sektor Industri
Terakhir soal temuan di Makassar, terdapa 61,18 ton minyak goreng curah yang sumbernya dari Kalimantan Selatan. Diketahui, alokasi minyak goreng tersebut seharusnya untuk kebutuhan rumah tangga. Namun oleh pelaku dialihkan ke sektor industri.
"Ini harganya jadi lebih mahal daripada curah tadi. Polisi sedang melakukan pendalaman, Satgas Pangan Polri dengan Satgas setempat sedang pendalaman," Helmy menandasi.
Advertisement