Ekonomi China Diprediksi Melambat di 2022

Ada beberapa alasan yang membuat pertumbuhan ekonomi China melambat. Salah satunya adalah perlambatan sektor properti.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2022, 19:10 WIB
Wanita berjalan dekat hiasan harimau yang dipajang di Kawasan Pusat Bisnis Beijing, Minggu (9/1/2022). Tianjin memulai pengujian massal terhadap 14 juta penduduknya setelah sekelompok anak-anak dan orang dewasa dinyatakan positif COVID-19, beberapa dengan varian omicron. (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan melambat pada 2022. Hal tersebut tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 yang hanya 4 persen. Angka tersebut di bawah pertumbuhan sepanjang 2021 yang mencapai 8,1 persen.

"Tahun ini prospek ekonomi China akan mengalami tren perlambatan," kata Kepala Pusat Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Abdurahman dalam Diskusi Publik: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi, Jakarta, Senin (21/2/2022).

Ada beberapa alasan yang membuat pertumbuhan ekonomi China melambat. Pertama adalah tekanan yang dialami pada sektor properti dan konsumsi. Dua sektor ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi China yakni mencapai 29 persen.

Berdasarakan data, sektor konstruksi dan properti di tahun 2020 tidak begitu banyak terpengaruh. Bahkan mengalami peningkatan di kuartal terakhir tahun 2020 masing-masing 8,3 persen.

Namun sepanjang tahun 2021 kinerja sektor ini justru terjun bebas. Terakhir pertumbuhan di kuartal IV -2,1 persen untuk sektor konstruksi dan -2,9 persen.

"Pada dasarnya penurunan ekonomi Cina ini karena konsumsi properti dan listrik listri yang terkontraksi," kata dia.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di China ditopang oleh aktivitas produksi. "Aktivitas di sisi produksi yang masih tumbuh menjadi booster ekonomi (China)," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Stimulus

Para pekerja mengantarkan gerobak berisi peralatan ke alun-alun komersial di Desa Olimpiade Musim Dingin, Beijing, China, Jumat, 24 Desember 2021. Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022 akan diadakan mulai bulan Februari. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Hal lain yang mendorong perlambatan ekonomi China adalah masih adanya risiko beberapa sektor yang masih membutuhkan stimulus. Tahun ini pemerintah setempat terlihat akan fokus pada kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan dukungan stimulus di moneter, fiskal dan termasuk untuk sektor properti.

"Beberapa negara sudah tidak menggunakan kebijakan stimulus tapi China baru akan melakukannya di sektor moneter," kata dia.

Dia menambahkan, awal Februari lalu Bank Sentral Tiongkok telah menurunkan beberapa suku bunga acuan. Hal ini sebagai bentuk upaya memberikan stimulus ekonomi.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya