Optimalkan Digitalisasi, PORT Tingkatkan Pangkas Dwelling Time

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) mengatakan salah satu tantangan di industri terminal peti kemas secara umum adalah dwelling time.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2022, 21:23 WIB
Suasana bongkar muat terminal peti kemas PT Nusantara Pelabuhan Handal ( NPH ) di pelabuhan tanjung priok, Jakarta, Selasa (7/2). Terminal tersebut dapat menampung kapasitas 600 ribu TEUS pertahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang berfokus pada bisnis operator terminal petikemas serta pengadaan dan pemeliharaan alat-alat pelabuhan, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) berupaya memaksimalkan digitalisasi untuk memotong dwelling time (waktu yang dibutuhkan sejak petikemas dibongkar dari kapal hingga  petikemas dikeluarkan dari terminal oleh importir).

Direktur Utama PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk, Paul Krisnadi mengatakan, salah satu tantangan di industri terminal petikemas secara umum adalah dwelling time.

Tantangan tersebut tidak hanya dari efisiensi dalam melakukan proses bongkar muat, tetapi juga dalam hal document clearance atau penyelesaian dokumentasi  impor atau ekspor barang.

"Kami menyadari pentingnya pengintegrasian bisnis yang berhubungan dengan industri pelabuhan untuk meningkatkan efisiensi industri terminal petikemas dan logistik," kata Paul melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Senin, (21/2/2022).

Paul mengatakan, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk sudah memulai otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis di luar perusahaan, salah satunya untuk urusan penerbitan dokumentasi dan pembayaran jasa, sehingga bisa mempersingkat waktu dan menyederhanakan proses. Melalui langkah tersebut, saat ini dwelling time pada pelabuhan PORT pada umumnya tidak melebihi 3 hari.

"Untuk penerbitan Kartu Ekspor dan SP2, yang sering disebut sebagai gate pass, para importir dapat menyelesaikan seluruh proses hingga pembayaran secara online sehingga pengurus dokumen tidak perlu datang ke loket kami,transaksi bisa dilakukan secara online,” kata Paul.

Dengan terus berinovasi dan otomasi pengelolaan terminal petikemas, perseroan diharapkan mampu mencapai target pertumbuhan tahun ini sebesar 5 persen dari segmen terminal operator seperti yang sudah direncanakan. Perseroan juga melaksanakan digitalisasi untuk internal Perusahaan seperti sistem HRD, komunikasi dengan karyawan dan lain-lain.

"Selain itu, PORT juga sedang meneliti kemungkinan otomatisasi business process di luar pelabuhan yang masih ada kaitannya dengan kegiatan usaha PORT, misalnya otomatisasi bagian dari mata rantai logistik," kata dia.

Perseroan melihat masih banyak ruang untuk meningkatkan efisiensi di luar pelabuhan yang dapat berdampak pada penurunan biaya logistik di Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Perseroan

President Director PT Nusantara Pelabuhan Handal ( NPH ) Paul Krisnadi (kemeja putih) bersama Commissioner Eddy Kuntadi saat melihat aktifitas bongkar muat peti kemas NPH di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (7/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, dari sisi kinerja 2021, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk memperkirakan dapat melampaui capaian pendapatan dari tahun sebelumnya, yaitu tumbuh sekitar 2 persen.

Hal ini dilihat dari capaian kinerja konsolidasi Perseroan. Hingga kuartal III-2021, pendapatan tercatat Rp994,1 miliar atau naik 1 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Kontribusi pendapatan kami terbesar, masih berasal dari segmen Jasa Bongkar Muat (Stevedoring)," kata dia.

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk bergerak di bisnis pelabuhan yang berfokus pada pengoperasian terminal peti kemas, penyedia jasa operasi dan perawatan alat pelabuhan, suplai dan modifikasi peralatan pelabuhan.

Perseroan didirikan pada Desember 2003 dengan nama PT Kharisma Mutiara Agung (KMA) yang secara resmi berganti nama menjadi PT Nusantara Pelabuhan Handal (NPH) pada November 2016. 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya