Liputan6.com, Jakarta - Tingginya minat wisatawan untuk menonton langsung ajang MotoGP Mandalika 2022 dimanfaatkan sejumlah pihak untuk mendapatkan keuntungan instan. Salah satunya dilakukan oleh penyedia kamar hotel. Modusnya beragam, mulai dari mengaku sudah kehabisan kamar hingga meminta biaya ekstra kepada tamu hotel di luar biaya yang tercatat di aplikasi.
Salah seorang korban praktik curang itu kemudian melontarkan unek-uneknya di kolom komentar akun Instagram Sandiaga Uno. Ia mengaku sudah membayar Rp500 ribu per malam via Traveloka untuk menginap di sekitar Mandalika. Namun, pihak hotel masih menagihnya biaya Rp3 juta per kamar per malam agar kamarnya tetap aman.
Baca Juga
Advertisement
"Saya dihubungi pihak hotel, jika mau confirm reservasinya maka saya harus nambah 3jt lagi per kamar dan per malam. Terpaksa cancel dan cari kamar lain," tulis warganet tersebut pada 14 Februari 2022.
Terkait hal ini, Traveloka meminta agar konsumen dimaksud untuk segera mengadukan masalahnya melalui Customer Care Traveloka, baik melalui aplikasi maupun via email. "Kami akan segera melakukan investigasi dan menindaklanjuti kejadian sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata Shirley Lesmana, CMO Traveloka, kepada Liputan6.com, Senin, 21 Februari 2022.
Ia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk selalu menampilkan harga final dan transparan. Ia mengaku rutin mengedukasikan hal tersebut kepada para mitra.
Sejauh ini, Traveloka mencatat peningkatan pemesanan akomodasi di Lombok lebih dari 1,25 kali lipat. Mayoritas akomodasi yang dituju terpusat di Mataram dan Lombok Timur dengan pengunjung rata-rata berasal dari Bali, Surabaya, dan Jakarta. Hotel dan holiday stays (resort, vila, dan rumah pribadi) merupakan tipe akomodasi yang paling diminati oleh konsumen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pergub NTB
Sementara itu, Gubernur Nusa Tengara Barat Zulkieflimansyah sudah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) NTB Nomor 9 Tahun 2022 yang mengatur Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi. Pergub itu untuk mengatur tarif batas atas akomodasi dalam rangka menyambut gelaran MotoGP 2022 pada 18--20 Maret 2022.
"Ini mengatur tarif batas atas dan akomodasi agar tidak simpang siur beritanya dan merugikan para wisatawan untuk gelaran MotoGP 2022," kata dia.
Dalam pergub tersebut diatur tiga zona. Di zona area seputar tempat event berlangsung, hotel dan penginapan diperkenankan menaikkan tarif maksimal tiga kali dari harga normal. Untuk zona yang lebih luar, kenaikan tarif diperbolehkan maksimal dua kali, dan zona terjauh dari area event kenaikan harga maksimal satu kali.
"Berdasarkan data internal, karena tingginya animo penggemar Moto GP, kami tetap melihat adanya tren peningkatan pemesanan akomodasi, khususnya di daerah Gili, Bali,dan Sumbawa," ujar Shirley.
Advertisement
Opsi Penginapan
Sebelumnya, Sandiaga memantau langsung kondisi Glamping Kelana yang berada di kawasan Mandalika, tepatnya di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, akhir pekan lalu. Tersedia dua paket yang ditawarkan Glamping Kelana yang kini menyediakan 20 unit tenda. Targetnya akan ada 1.000 unit tenda dengan kapasitas 2.000 orang.
Paket pertama, tamu akan mendapat pengalaman menginap di tenda dan fasilitas lainnya dengan harga mulai Rp250 ribu. Paket kedua, yaitu glamping yang meliputi sarana transportasi dari Bandara ke Glamping Kelana, penginapan, dan menikmati fasilitas yang ada. Paket tersebut dibanderol sekitar Rp600 ribu.
"Karena minat yang sangat tinggi terhadap MotoGP, jadi akhirnya karena kreativitas bangsa kita dibuatlah tenda-tenda ini sebagai alternatif hunian," kata Sandi.
Fasilitas Glamping
Sandiaga menyebut, lokasi glamping ini akan dilengkapi dengan beragam fasilitas. Akomodasi ini akan menghadirkan toilet portabel, musala, dan panggung mini yang dapat dimanfaatkan untuk menampilkan produk-produk ekonomi kreatif dari masyarakat sekitar.
"Selain 1.000 tenda, nanti di depan akan ada 75 tenda glamping yang lebih besar yang disiapkan oleh Eiger. Tentu ini adalah bagian dari komitmen dan sinergi semua pihak," lanjutnya.
Sandiaga mengungkapkan penempatan lokasi glamping tersebut sesuai dengan tren pariwisata di Indonesia pascapandemi Covid-19, wisata berbasis alam menjadi pilihan utama bagi wisatawan. "Mereka (wisatawan) lebih suka di alam terbuka dan kami melihat kunjungan ke desa wisata mengalami peningkatan 30 persen dan (persentase peminat) ekowisata juga naik," ucapnya.
Advertisement