Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak goreng yang masih melambung ditambah langkanya di pasaran, membuat banyak pelaku UKM wanita di Indonesia terkena dampak. Jika dibiarkan kelangkaan minyak goreng terlalu lama keadaan yang seperti saat ini, dikhawatirkan akan berdampak pada meruginya para pengusaha kecil tersebut.
"Sudah banyak keluhan dari anggota kami, terutama yang bergerak di bidang kuliner, minyak goreng bukan hanya mahal tapi juga sulit didapatkan. Sekalipun ada, pasti ada syarat dan ketentuan berlaku untuk membelinya, padahal minyak goreng menjadi salah satu bahan utama penunjang usaha mereka," tutur Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Yudi, Selasa (22/2/2022).
Padahal, selama pandemi Covid-19 ini, para wanita yang bergelut di bidang UKM kuliner tersebut terus bergelut melawan tantangan. Baik itu dalam bentuk permodalan ataupun tantangan mendapatkan pelanggan.
Ditambah lagi mahalnya harga minyak goreng, serta langkanya di pasaran, lantaran banyaknya pengusaha yang menimbun. Ini membuat para pelaku usaha kecil banyak mendapat hambatan.
"Selama pandemi ini laporan kami pelaku UKM kuliner justru yang selangkah lebih maju. Jangan sampai hanya karena polemik minyak goreng malah semakin membuat mereka terpuruk, mereka ini sudah mencoba bangkit, mendapatkan kembali pelanggannya," tutur Nita Yudi.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Segera Cari Solusi
Dia pun berharap, polemik minyak goreng yang merata dari Sabang sampai Merauke ini tidaklah berlarut. Pemerintah diharapkan melahirkan solusi dalam waktu dekat, jangan sampai malah menambah beban masyarakat di tengah pandemi dan pemulihan ekonomi, terutama ekonomi kecil.
"Tolong segera cari solusi nyata, agar masyarakat, terutama pelaku usaha kecil yang selama Pandemi Covid-19 ini justru penyumbang pemulihan ekonomi negara tidak berlarut-larut terkena dampaknya," ujarnya. (Pramita Tristiawati)
Advertisement