Liputan6.com, Jakarta - CBG Coin merupakan token kripto milik Mesin Agregasi Informasi Blockchain, Chainbing. CBG Coin adalah cryptocurrency yang beroperasi pada platform Ethereum. CBG Coin memiliki pasokan saat ini 100.000.000.000
Chainbing didedikasikan untuk menyimpan, mengindeks, menganalisis, dan berbagi data di blockchain untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada pengguna, seperti dilansir dari White Paper CBG Coin di situs resminya, Selasa (22/2/2022).
Chainbing memperkenalkan mekanisme untuk memastikan keandalan data, dan memberikan penghargaan bagi peserta yang memberikan validasi. Selain itu, Chainbing juga akan terus berkembang menjadi ekosistem yang energik.
Baca Juga
Advertisement
Saat data blockchain semakin berkembang, akan ada peran yang semakin luas untuk Blockchain Mesin Agregasi Informasi (BIAE), yang menyediakan pengguna dengan cepat, andal, dan aman.
Untuk mencapai semua hal itu, Chainbing menggunakan node yang dijalankan oleh berbagai entitas untuk membentuk jaringan. Node pengumpulan data (Kolektor) berfokus pada pengumpulan data mentah.
Sedangkan node pemrosesan data (Prosesor) bertanggung jawab untuk memproses data mentah menjadi konten yang dapat dibaca pengguna.
Meskipun begitu, dalam White Paper milik CBG Coin tidak dijelaskan siapa saja orang yang ada di balik pengembangan token tersebut. Namun, dari segi roadmap, CBG Coin telah membuat hingga kuartal IV 2023.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga CGB Coin
Berdasarkan data Coinmarketcap, Selasa (22/2/2022), harga kripto CBG Coin saat ini adalah Rp 431.924 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 171.929.286.859.
Chainbing naik 19.04 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkatnya di Coinmarketcap saat ini adalah 211, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 14,2 miliar. Hingga saat ini terjadi peredaran suplai sebesar 33.000.000 CBG koin dari maksimal suplai 10 miliar CBG koin.
Advertisement