Selain Milenial, Bank Jago Bidik Segmen Ini untuk Aplikasi Syariah

PT Bank Jago Tbk (ARTO) melihat banyak generasi non milenial yang juga adaptasi digital.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Feb 2022, 14:29 WIB
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) baru saja meluncurkan aplikasi untuk layanan syariah, yakni Jago Syariah.

Melalui aplikasi tersebut, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar bermaksud akomodasi nasabah perbankan syariah yang potensinya sangat besar di Indonesia.

"Kami yakin bahwa jika memberikan layanan syariah dengan fitur dan fungsi yang sepadan dan cukup lengkap seperti layanan konvensional, maka dengan sendirinya masyarakat akan memilih Jago Syariah,” ungkap Kharim dalam konferensi pers, Selasa (22/2/2022).

Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim yang besar. Kharim menyebutkan, ada lebih dari 230 juta umat muslim di Indonesia. Namun, jumlah nasabah perbankan syariah masih belum setara dengan nasabah perbankan konvensional.

Adapun aset perbankan nasional mencapai Rp 9.913 triliun, dengan aset perbankan syariah hanya sekitar 646 triliun.

Begitu pula dengan dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional yang tercatat sebesar Rp 7.323 triliun, sementara perbankan syariah hanya Rp 512,8 triliun. Hal itulah yang membuat Bank Jago berkomitmen untuk genjot ekosistem perbankan syariah di dalam negeri. Sayangnya, Kharim enggan membeberkan target spesifik yang dibidik perseroan untuk segmen ini.

"Berapa besar targetnya itu terlalu awal. Tapi kami cukup confident bahwa dengan memberikan layanan yang sama (dengan perbankan konvensional), maka minat dari segmen syariah jadi sangat tinggi untuk gunakan Jago Syariah,” ujarnya.

Di sisi lain, kendati fasilitas yang diberikan berbentuk digital (aplikasi), Kharim mengatakan target yang disasar perseroan tak hanya hanya milenial. Memang, umumnya pengguna aplikasi atau produk digital erat kaitannya dengan milenial atau generasi muda.

Namun, seiring adaptasi digital utamanya selama pandemi, Kharim melihat banyak pula generasi non-milenial yang akhirnya memanfaatkan teknologi tersebut.

"Segmen milenial jauh lebih terbiasa menggunakan digital. Tapi kalau kami lihat sudah banyak segmen yang bukan milenial melihat kemudahan bank digital. Kalau mereka bisa kami berikan layanan syariah juga, tentu ini akan menarik minat dari segmen tersebut,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Luncurkan Aplikasi Syariah

Ilustrasi Aplikasi Android. Kredit: USA-Reiseblogger from Pixabay

Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) meluncurkan aplikasi digital Jago Syariah. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar berharap, peluncuran aplikasi ini bisa turut mengembangkan ekosistem perbankan syariah di dalam negeri.

Aplikasi Jago Syariah merupakan aplikasi perbankan syariah yang dirancang sebagai life-centric finance solution. Yakni untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin mendapatkan produk dan layanan perbankan syariah digital dengan berbagai fitur secanggih perbankan konvensional.

"Kami akan terus jalankan aspirasi kami untuk tingkatkan semua pertumbuhan dari segmen syariah dengan hadirkan layanan solusi financial digital yang fokus pada kehidupan sehari-hari atau life-centric finance solution,” ungkap  Kharim dalam siaran pers, Selasa, 22 Februari 2022.

Aplikasi ini dirancang sebagai aplikasi personal yang membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih simpel, kolaboratif, dan inovatif.

Sama canggihnya dengan aplikasi Jago konvensional, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) dengan akad wadiah dan kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek, GoPay, dan Bibit.

Kharim menyebutkan, ada lebih dari 230 juta umat muslim di Indonesia. Namun jumlah nasabah perbankan syariah masih belum setara dengan nasabah perbankan konvensional. Adapun aset perbankan nasional mencapai Rp 9.913 triliun, dengan aset perbankan syariah hanya sekitar 646 triliun.

Begitu pula dengan dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional yang tercatat sebesar Rp 7.323 triliun, sementara perbankan syariah hanya Rp 512,8 triliun.

"Kami melihat potensi syariah yang sangat besar. Oleh karena itu kami memiliki aspirasi untuk menyediakan solusi keuangan digital yang telah kami miliki di konesional, kami perkenalkan juga untuk segmen syariah,” kata Kharim.

Dalam kajiannya, Bank Jago mengamati beberapa hal yang menjadi latar belakang diluncurkannya aplikasi Bank Jago Syariah. Pertama, pemahaman atau literasi keuangan syariah masih relatif rendah. Kedua, produk dan layanan perbankan syariah tidak variatif atau setara dengan perbankan konvensional. Selain itu, layanan digital perbankan syariah dinilai masih belum memadai.

"Dengan melihat tiga kondisi itu, kami melihat ada peluang besar bagi kami untuk bisa memenuhi hal-hal yang dapat ditingkatkan di segmen syariah itu,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa 22 Februari 2022, saham ARTO naik 1,56 persen ke posisi Rp 16.250 per saham. Saham ARTO dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 16.025 per saham.

Saham ARTO berada di level tertinggi Rp 16.525 dan terendah Rp 15.975 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.650 kali dengan volume perdagangan 421.378 saham. Nilai transaksi Rp 683,7 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya