Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali menyebut proses naturalisasi Jordi Amat dan Sandy Walsh berjalan lancar. Pemerintah tinggal menunggu beberapa dokumen administrasi pelengkap yang sedang disiapkan PSSI.
"Masih menunggu administrasi lengkap, administrasi harus disiapkan federasi, kami menunggu saja," ujarnya dilansir situs resmi Kemenpora.
Advertisement
Menpora Amali memimpin Rapat Koordinasi terkait program naturalisasi bersama PSSI dan pelatih timnas Shin Tae-yong beberapa waktu lalu. Dia menyebut proses bisa selesai cepat jika dokumen administrasi juga telah lengkap.
"Kita sudah rapatkan dan sudah didorong ke kementerian terkait ke Kemensesneg juga, biasanya di Kemenkumham yang sedikit lama karena mereka lebih detail dan teliti," urai Menpora Amali.
Sebagai informasi, dokumen Sandy Walsh dan Jordi Amat sudah diterima Kemenpora RI sejak 26 Januari 2022. Prosesnya segera dikebut.
Kedua nama itu diharapkan bisa memiliki e-KTP dalam waktu dekat ini. Hal itu supaya bisa membantu Timnas Indonesia berlaga di Kualifikasi PIala Asia 2023 dan Piala AFF 2022 yang rencana digelar akhir tahun ini.
Bisa Lama Perkuat Timnas
Jordi Amat sudah berusia 29 tahun dengan Sandy Walsh tiga tahun lebih muda. Meski begitu, Menpora menilai keduanya berpeluang membela tim nasional Indonesia dalam durasi cukup lama.
"Mereka ada durasi bermain sekitar delapan tahun, itu masih bisa," kata Menpora Amali usai menghadiri acara penganugerahan Prof. Dr. Achsanul Qosasi, CFSA, CFrA sebagai Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (Unair) di Gedung Garuda Mukti Unair Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/2/2022).
Advertisement
Program Jangka Pendek
Zainudin Amali sebelumnya menegaskan program naturalisasi untuk cabang sepak bola bukan target panjang. Menurut Menpora, Indonesia tetap mengandalkan program usia dini sebagai yang utama.
"Program naturalisasi ini untuk jangka pendek saja, jangka panjang kita tetap dalam rangka pembinaan asli pemain kita dan untuk pembinaan usia dini," kata Menpora seperti dikutip situs resmi Kemenpora.
"Terkait naturalisasi, setelah kami mendengarkan alasan yang kuat baik dari PSSI maupun dari pelatih timnas STY, maka proses naturalisasi itu sekarang kami bantu untuk ke instansi yang terkait," ujar Menpora Amali.
Hati-Hati Pilih Pemain
Menpora mengatakan, pihaknya meminta PSSI berhati-hati dalam proses naturalisasi. Menpora tak ingin ada pemain di bawah standar yang justru masuk ke dalam program tersebut.
Ia mencontohkan program naturalisasi yang sebelumnya pernah dilakukan timnas Indonesia.
"Kami sangat ketat terkait naturalisasi, kami tidak mau naturalisasi seperti yang dulu-dulu, kita naturalisasi padahal itu dia tidak berguna dari berbagai faktor untuk timnas kita," ujar Menpora.
Advertisement