China Minta Dialog Damai Atas Krisis Rusia-Ukraina

China ikut angkat bicara di krisis Rusia-Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Feb 2022, 19:40 WIB
Tentara membawa rekan yang diduga terluka di tempat pelatihan Gozhsky saat latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarusia di Belarusia. Rusia dengan tegas menyangkal bahwa mereka bermaksud untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina. (Vadzim Yakubionak, BelTA via AP)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China mengaku khawatir dengan perkembangan situasi di Ukraina. Menteri Luar Negeri Wang Yi meminta agar semua pihak menahan diri dan mengikuti perjanjian internasional.

Namun, China mengulang permintaan Rusia terkait prinsnip indivisible security yang dipakai Rusia untuk menolak kehadiran NATO di Ukraina.

"China sekali lagi menyerukan semua pihak untuk menahan diri, mengenali pentingnya mengimplementasi prinsip indivisible security, meringankan situasi dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan melalui dialog dan negosiasi," ujar Wang Yi seperti dilaporkan media pemerintah China, Global Times, Selasa (22/2/2022).

Global Times menyorot tindakan Rusia yang mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk, tetapi tidak membahas hal itu lebih lanjut.

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Duta Besar China di PBB, Zhang Jun, juga menyuarakan agar pihak-pihak yang terlibat menyelesaikan situasi Ukraina dengan damai melalui dialog dan mencari solusi bagi kedua belah pihak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


China Pertanyakan Ekspansi NATO

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi berbincang dengan Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan saat pertemuan di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing. Rabu (24/10). Pertemuan membahas kerja sama kedua negara antara lain di bidang kelauatan. (Daisuke Suzuki/POOL/AFP)

Pada laporan sebelumnya, Menlu Wang Yi juga mempertanyakan terhadap ekspansi NATO ke Eropa Timur. Hal itu ditolak Rusia karena dianggap membahayakan keamanan nasional. 

"Jika NATO terus berekspansi ke timur, apakah itu kondusif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Eropa?" ujar Wang saat menghadiri Munich Security Conference pada pekan lalu.

Wang Yi turut berkata agar ada road map untuk menyelesaikan masalah ketimbang membahas perang dan menciptakan kepanikan.

Isu perang beberapa kali dibahas oleh Amerika Serikat, mulai dari Presiden Joe Biden, Wapres Kamala Harris, dan Ketua DPR Nancy Pelosi. Mereka meyakini Rusia siap bersikap agresif.

Ia pun menegaskan bahwa pendirian China adalah agar kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah semua negara harus dihormati dan dijaga, termasuk juga Ukraina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya