23 Februari 1972: 172 Penumpang Lufthansa Berhasil Dibebaskan Usai 48 Jam Disandera

Semua 172 penumpang, termasuk Joseph Kennedy, putra mendiang Senator Robert Kennedy - dibebaskan setelah negosiasi yang melelahkan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Feb 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi penumpang pesawat. (dok. RyanMcGuire/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Sana'a - Aksi sekelompok pembajak Palestina yang mengambil alih sebuah jet Lufthansa di langit India akhirnya berhasil dihentikan dengan pembebaskan kru di landasan udara Yaman.

Semua 172 penumpang - termasuk Joseph Kennedy, putra mendiang Senator Robert Kennedy - dibebaskan setelah negosiasi yang melelahkan dengan perdana menteri Yaman, Nasser Muhammad, dan pejabat Jerman Barat.

Kelima warga Palestina itu menuntut sejumlah uang yang dirahasiakan dan pembebasan tiga warga Yordania yang ditahan di Jerman Barat setelah penembakan terjadi di Cologne pada 6 Februari di tahun itu.

Wanita dan anak-anak dibebaskan pertama kali dari New Delhi-Athens Boeing 747 dan diterbangkan ke Frankfurt, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (23/2/2022).

Disusul sore tanggal 23 Februari oleh pesawat Lufthansa Boeing 707 yang membawa semua penumpang laki-laki.

Orang-orang itu harus menunggu di Boeing kedua selama tiga jam yang diparkir di dekat pesawat yang dibajak sementara pembicaraan dengan pelaku penyanderaan berlanjut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Awak Kabin Lelah tapi Selamat

Ilustrasi suasana dalam pesawat. (dok. StockSnap/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Saat pelaku dibawa pergi, 14 anggota awak muncul dari pesawat tersebut dan tampak tegang setelah cobaan berat selama dua hari.

Tetapi mereka keluar dalam kondisi selamat dengan mengenakan seragam hitam dan emas mereka.

Ahli bahan peledak kemudian naik ke pesawat untuk meredakan muatan yang ditanam di pesawat.

Di antara penumpang yang dibajak adalah Joseph Kennedy yang berusia 19 tahun, yang ayahnya dibunuh oleh seorang Palestina, Sirhan Sirhan pada tahun 1968.

Saat dibebaskan, dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak berpikir adalah target di balik pembajakan.

Menurut salah satu pramugari, Karin Bode, yang dibebaskan lebih awal karena masalah kesehatan, mereka awalnya memerintahkan pesawat untuk mendarat di landasan pacu gurun dekat Amman di Yordania.

Tapi pilot telah membujuk mereka keluar dari wilayah tersebut dan mengatakan pesawat itu terlalu besar untuk mendarat di sana dan menerbangkan pesawat ke tujuan yang dimaksudkan yaitu Aden di Yaman.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya