Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Wantimpres: Dokter Soeharto Orang Kepercayaan Bung Karno

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto mengatakan dokter pribadi dua Proklamator RI Soekarno-Moh Hatta, dokter Soeharto layak mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2022, 02:20 WIB
Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, alasan Presiden Sukarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan adalah karena Bung Karno mempercayai mistik. (Dok.Arsip Nasional RI)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto mengatakan dokter pribadi dua Proklamator RI Soekarno-Moh Hatta, dokter Soeharto layak mendapat gelar sebagai pahlawan nasional.

"Dokter Soeharto banyak membantu Soekarno dalam menjaga kesehatan," kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, di Jakarta, Selasa, (22/2/2022)

Sidarto mengatakan, tak bisa dibayangkan seandainya tidak ada sosok dokter Soeharto di samping Bung Karno. Jelang kemerdekaan, Bung Karno terserang penyakit malaria dan dokter Soeharto lah yang merawat.

"Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang," ujar mantan Ketua MPR RI ini.

Selain menjadi dokter pribadi, dokter Soeharto juga merupakan orang kepercayaan dan sering menjalankan tugas rahasia dari Bung Karno. Kemudian, dia juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan.

"Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca-Super Semar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso, saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dr Soeharto adalah salah satu kepercayaan saya selama sebelum kemerdekaan dan sudah kemerdekaan," kata Sidarto seperti dikutip dari Antara.

 

Sementara, Guru besar dan mantan Dekan FEUI Prof Dorodjatun Kuntjorojakti menilai naskah akademik pengusulan dr Soeharto sebagai pahlawan nasional disusun dengan baik. Setelah membaca naskah akademik itu, Dorodjatun juga menemukan peran penting dokter Soeharto yang menjadi orang kepercayaan Bung Karno.

"Berkali-kali kalau saya lihat, Bung Karno dan Bung Hatta itu kembali lagi, kembali lagi kepada tokoh yang namanya dokter Soeharto. Oleh karena saya perhatikan, apa pun tugas yang diberikan kepada beliau dilaksanakan dengan baik," katanya.

 

 


Bukan Sekedar Dokter

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat webinar peringatan Bulan Bung Karno dengan tema Pancasila dan Keadilan Sosial. (Istimewa)

DPP PDI Perjuangan atau PDIP memberi dukungan penuh atas pengusulan dokter pribadi Presiden Soekarno dan Wakil Presieden Mohammad Hatta, Dr.dr. Soeharto, mendapat gelar sebagai pahlawan nasional. Hal tersebut disampaikan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional.

"Dari Ibu Megawati Soekarnoputri secara khusus memberikan dukungan sepenuhnya atas upaya untuk memperjuangan dokter Soeharto sebagai pahlawan nasional kita," ujar kata Hasto, Selasa (22/2/2022).

"Dan keteladan dari beliau luar biasa, yang selama ini banyak tidak terungkap karena beliau memang sosok yang rendah hati, sosok yang dipercaya oleh Bung Karno menjadi dokter pribadi, pengawal, utusan khusus hingga menjalankan berbagai jabatan strategis," katanya.

Menurut Hasto, dokter Soeharto bukan hanya sebagai dokter keluarga, tetapi juga tokoh pejuang kemerdekaan, pemimpin negarawan.

"Teman diskusi dan sering menjalankan tugas-tugas rahasia dari Bung Karno. Kepeloporan dalam perjuangan kemerdekaan tidak perlu diragukan lagi sejak Jong Java, Jong Ambon. Kemudian keterlibatan sebagai pelaku sejarah di Indonesia Club, ikut Sumpah Pemuda," cerita Hasto.

Selain itu, kata dia, saat detik-detik proklamasi, dokter Soeharto berperan membantu pemulihan kesehatan Soekarno akibat malaria.

"Beliau juga terlibat di dalam konsolidasi negara, termasuk mengatur pertemuan-pertemuan dengan tokoh bangsa seperti Tan Malaka dan berbagai tokoh lainnya yang menjadi daya semangat bagi Bung Karno di dalam menghadapi situasi sulit, yang tidak mudah, serta menjadi utusan khusus bertemu dengan sosok yang sangat penting dalam seluruh perjuangan Bung Karno," kata Hasto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya