Liputan6.com, Jakarta Dosen Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr.dr. Riksma Nurakhmi, M.Pd menjelaskan terkait kekhasan yang dimiliki anak dengan spektrum autisme.
Menurut Diagnostic Statistical Manual IV (DSM IV), autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai adanya abnormalitas perkembangan yang muncul sebelum usia 3. Anak dengan spektrum autisme memiliki fungsi abnormal dalam 3 bidang yaitu interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas serta berulang.
Advertisement
“Autisme masuk dalam gangguan pervasif artinya dari usia awal orangtua pasti sudah melihat adanya perbedaan dengan anak pada umumnya,” kata Riksma dalam seminar daring Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Rabu (23/2/2022).
“Kenapa harus dikenali sebelum usia 3 tahun? Karena anak dengan spektrum autisme punya tiga kekhasan yaitu dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Artinya, jika anak hanya tidak bisa bicara, maka belum tentu anak masuk dalam kategori autis.”
Begitu pula jika anak memiliki satu kebiasaan berulang, tapi kontak matanya bagus, maka tidak dapat dipastikan bahwa anak tersebut menyandang autisme.
Simak Video Berikut Ini
Penyebab Autisme
Terkait penyebabnya, para peneliti hingga kini meyakini bahwa autisme adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan faktor biologis.
“Artinya ada faktor genetiknya, mungkin ada infeksi selama kehamilan,” kata Riksma.
Walau demikian, ada faktor lain yang paling diyakini yakni faktor psikoneurologi. Artinya, ada bagian tubuh anak yang memang mengalami gangguan terutama pada otak. Di mana otak berkaitan pula dengan emosi, sikap, penampilan, dan fungsi eksekutif.
Advertisement
Keragaman Autisme
Autisme sendiri memiliki keragaman dalam berbagai gejala yang ditimbulkan. Misalnya, dalam gangguan komunikasi, ada yang tidak dapat berbicara sama sekali tapi ada juga yang dapat berbicara walau tidak seperti anak pada umumnya.
“Artinya bisa bicara tapi tidak digunakan untuk komunikasi dua arah atau timbal balik. Bisa juga dia menyampaikan kosa kata yang banyak tapi secara pemahamannya kurang.”
Dari sisi interaksi sosial, ada anak autisme yang lebih suka menyendiri (aloof), pasif, dan aktif tapi perilakunya tidak biasa.
Sedangkan, dari sisi perilaku, ada yang suka melakukan aktivitas berulang seperti terus-terusan menepuk tangan. Ada juga yang cenderung kaku dan tidak luwes. Keaktifan dan kekakuan ini bisa ringan maupun berat.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement