3 Perkembangan Terkini Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Feb 2022, 16:00 WIB
Omicron (sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Kabar itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi.

Menurut Nadia, Kemenkes tidak dapat memastikan apakah Omicron menjadi varian terakhir dari Covid-19. Sebab, kata dia, jika melihat dari sifat alamiah, virus terus bermutasi untuk bertahan hidup.

"Apakah ini menjadi varian terakhir? Kita tidak pernah tahu," ujar Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa 22 Februari 2022.

Dia mengatakan, yang terpenting saat ini adalah kerja sama semua pihak untuk menekan laju penularan varian Omicron. Nadia menegaskan, jika laju penularan rendah, jumlah orang yang terinfeksi sedikit, peluang mutasi virus semakin kecil.

"Menjadi penting adalah bagaimana kita memastikan menekan laju penularan ini, menekan serendah-rendah mungkin kasus positif," ucap Nadia.

Berikut sederet perkembangan terkini kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 


1. Tak Dapat Pastikan Omicron Jadi Varian Covid-19 Terakhir di Indonesia

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Kementerian Kesehatan tidak dapat memastikan apakah Omicron menjadi varian terakhir dari Covid-19. Sebab jika melihat dari sifat alamiah, virus terus bermutasi untuk bertahan hidup.

"Apakah ini menjadi varian terakhir? Kita tidak pernah tahu," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa 22 Februari 2022.

Nadia mengatakan, mutasi virus tidak selalu berdampak buruk bagi manusia. Terkadang, mutasi justru membuat virus semakin lemah. Bahkan, mutasi bisa membuat virus semakin tidak berdampak pada manusia.

"Jadi kita lihat terus perkembangannya," ujarnya.

 


2. Terus Tekan Serendah-rendahnya Kasus Positif Covid-19

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (depan kiri) menyampaikan update data Demam Berdarah Dengue (DBD) minggu ke-28, Kamis (9/7/2020).

Nadia berpendapat, yang terpenting saat ini ialah kerja sama semua pihak untuk menekan laju penularan varian Omicron.

Menurut dia, jika laju penularan rendah, jumlah orang yang terinfeksi sedikit, peluang mutasi virus semakin kecil.

"Menjadi penting adalah bagaimana kita memastikan menekan laju penularan ini, menekan serendah-rendah mungkin kasus positif," ucap Nadia.

 


3. Menuju Masa Endemi

Ilustrasi Omicron (Arfandi/Liputan6.com)

Nadia optimis Indonesia bisa keluar dari pandemi Covid-19 jika ada kerja sama semua pihak. Dia mencontohkan Inggris yang menyatakan akan memasuki fase endemi.

"Ini adalah sesuatu yang harus kita upayakan bersama," kata dia.

Dia menyinggung kondisi Indonesia pada awal November 2021. Saat itu, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional hanya sekitar 200-an kasus. Situasi ini bisa membangun optimisme untuk menuju masa endemi Covid-19.

"Artinya kasus ini sangat rendah. Kalau kita lihat, memungkinkan sekali di banyak negara bahkan seperti Inggris sudah menyatakan mereka akan menormalkan kehidupan seperti sebelum pandemi Covid-19," jelas Nadia.


6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya