Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kenaikan kasus infeksi corona mengalami peningkatan dalam 5 pekan terakhir.
Hal ini turut membuat angka kematian dan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian rumah sakit di beberapa wilayah termasuk yang di luar Jawa-Bali ikut naik.
Advertisement
Sepuluh provinsi di luar Jawa-Bali yang mengalami kenaikan yakni Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Papua, Riau, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat.
“Meskipun tidak setinggi pada masa gelombang Delta, tapi angka BOR dan kematian juga ikut naik. Angka kematian pada 9 dari 10 provinsi meningkat hingga 29 kali lipat kecuali Papua,” kata Wiku mengutip keterangan pers Rabu (23/2/2022).
Padahal, sebelumnya provinsi-provinsi tersebut hampir tidak mencatatkan angka kematian atau sangat minim sekitar 1-5 kematian dalam 1 minggu.
Simak Video Berikut Ini
Peningkatan Angka Kematian dan BOR
Saat ini, Kalimantan Selatan mencatat kenaikan angka kematian tertinggi yaitu 29 orang dalam 1 minggu. Diikuti Sulawesi Selatan 27 kematian, Sumatera Selatan 26 kematian, Lampung 25 kematian, dan Kalimantan Timur 19 kematian.
Sementara dari sisi BOR Isolasi RS rujukan, 10 provinsi tersebut mengalami tren kenaikan. Di akhir Januari lalu, BOR di 10 Provinsi berkisar 2-5 persen, tapi saat ini menjadi 20-40 persen. Dari data per 20 Februari 2022, BOR pada 7 dari 10 provinsi ini sudah melebihi 30 persen.
Bahkan, di Sumatera Selatan sudah mencapai 45 persen. Disusul Sulawesi Utara 38 persen, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara 35 persen, Lampung 33 persen, Kalimantan Timur 33 persen, serta Kalimantan Selatan 31 persen. Hanya Papua yang BOR-nya masih rendah, yaitu 19 persen.
Advertisement
Penyesuaian Strategi
Melihat situasi tersebut, pihak Wiku mendesak penyesuaian strategi pengendalian COVID-19.
Jika pada 3 minggu ke belakang penanganan difokuskan di Provinsi Jawa-Bali, maka saat ini perlu juga memantau perkembangan dan mengevaluasi penanganan COVID-19 di Provinsi luar Jawa-Bali.
"Seperti yang saya pernah sampaikan, setiap terjadi kenaikan kasus di Jawa-Bali maka dalam 2-3 minggu setelahnya akan disusul peningkatan di luar Jawa-Bali pula," ujar Wiku.
Salah satu upaya yang penting dilakukan adalah terus meningkatkan pencegahan penularan hingga level terkecil. Ini dapat dilakukan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro melalui Posko Desa/Kelurahan.
“Sayangnya, baik pembentukan maupun kinerjanya saat ini terus menurun. Padahal, masih terdapat 53.549 desa/kelurahan atau 60 persen dari total yang belum membentuk posko.”
“Pembentukan posko baru minggu ini hanya bertambah 25 posko. Jauh lebih rendah daripada penambahan sebelumnya," kata Wiku.
Ia berharap pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam pembentukan posko baru agar terjadi perbaikan dari sisi jumlah dan kinerja posko dalam 2 minggu ke depan.
Infografis 8 Fakta COVID-19 Varian Omicron
Advertisement