Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada hari ini, Rabu (23/2/2022) menghadiri Pembukaan Rakornas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan sejumlah hal. Salah satunya, Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang dilingkari ring of fire atau cincin api sehingga rawan terjadi bencana. Bahkan, hampir setiap hari beberapa daerah di Indonesia mengalami bencana.
"Sebagai negara yang dilingkari oleh ring of fire cincin api dengan wilayah yang sangat luas, bencana merupakan keseharian kita. Indonesia termasuk negara 35 negara yang paling rawan resiko bencana di dunia. Hampir setiap hari ada bencana di beberapa wilayah di negara kita Indonesia," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, Jokowi meminta BNPB untuk menerapkan budaya kerja yang siaga, responsif, hingga adaptif. Pasalnya, bencana bisa datang kapan saja dan di mana saja.
"Budaya kerja BNPB harus siaga, harus antisipatif, harus responsif, dan adaptif. Budaya ini sangat penting karena bencana itu datangnya tidak terduga, datangnya secara tiba-tiba," ucap Jokowi.
Berikut sederet hal yang disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Pembukaan Rakornas BNPB dihimpun Liputan6.com:
1. Ingatkan Indonesia Dilingkari Ring of Fire, Hampir Tiap Hari Ada Bencana
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang dilingkari ring of fire atau cincin api sehingga rawan terjadi bencana. Bahkan, hampir setiap hari beberapa daerah di Indonesia mengalami bencana.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri Pembukaan Rakornas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu (23/2/2022).
"Sebagai negara yang dilingkari oleh ring of fire cincin api dengan wilayah yang sangat luas, bencana merupakan keseharian kita. Indonesia termasuk negara 35 negara yang paling rawan resiko bencana di dunia. Hampir setiap hari ada bencana di beberapa wilayah di negara kita Indonesia," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (23/2/2022).
Advertisement
2. Minta Upaya Penanggulangan Bencana Dilakukan Secara Terpadu
Menurut Jokowi, kondisi Indonesia di longkaran ring of fire tersebut memunculkan risiko yang sangat besar bagi Indonesia baik dalam jumlah korban maupun kerugian material.
Untuk itu, dirinya menekankan upaya penanggulangan bencana harus dilakikan secara terpadu dan sistematik.
"Dan rencana induk penanggulangan bencana tahun 2020-2044 harus dilaksanakan dengan penuh komitmen, penuh tanggung jawab. Semua tahapan harus dilaksanakan secara disiplin dan konsisten. Indonesia harus menjadi bangsa yang tangguh terhadap bencana," kata Jokowi.
3. Ingatkan BNPB Harus Siaga dan Responsif karena Bencana Datang Tak Terduga
Selain itu, Jokowi meminta BNPB untuk menerapkan budaya kerja yang siaga, responsif, hingga adaptif. Pasalnya, bencana bisa datang kapan saja dan dimana saja.
Terlebih, Indonesia merupakan negara yang dilingkari oleh ring of fire. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu dari 35 negara yang paling rawan risiko bencana di dunia.
"Budaya kerja BNPB harus siaga, harus antisipatif, harus responsif, dan adaptif. Budaya ini sangat penting karena bencana itu datangnya tidak terduga, datangnya secara tiba-tiba," terang Jokowi.
Bahkan, kata dia, bencana yang datang bisa saja tak pernah terbayangkan sebelumnya seperti, pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, BNPB harus siaga dan adaptif untuk memperkecil risiko bencana bagi masyarakat.
"Semua ketidakterdugaan itu harus kita tangani untuk memperkecil risiko bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ucap Jokowi.
Advertisement
4. Utamakan Orientasi Pencegahan Bencana
Jokowi mengingatkan BNPB mengutamakan orientasi pencegahan bencana. Dia menyebut ada beberapa bencana yang sebenarnya bisa dicegah atau dikurangi seperti, banjir dan longsor.
"Kita tahu beberapa jenis bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi memang tidak bisa dicegah sebelumnya. Tetapi, banyak jenis bencana yang bisa dikurangi, yang bisa dicegah," ucap dia.
Menurut dia, banjir dan longsor bisa dicegah dengan makukan penghijauan dan penanaman vegetasi. Jokowi pun meminta agar penanaman vetiver di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus digalakkan.
"Pelestarian lingkungan, bendungan, pedalaman sungai dan saluran air dan lain-lainnya. Ini harus dilakukan secara sinergis antara BNPB dengan kementerian lembaga terkait, termasuk pemda dan masyarakat," kata Jokowi.
5. Minta BNPB Bangun Sistem Edukasi Kebencanaan
Di samping itu, Jokowi meminta BNPB membangun sistem edukasi kebencanaan terutama di wilayah-wilayah yang rawan bencana.
Dia menilai budaya sadar terhadap kebencanaan harus dimulai sejak dini dari setiap individu, keluarga, komunitas, sekolah hingga lingkungan masyrakat.
"Gali berbagai kearifan lokal di masyarakat, latih masyarakat untuk tanggap menghadapi bencana. Lakukan latihan, simulasi setiap saat. Jangan menunggu sampai datang bencana," ujar Jokowi.
Advertisement
6. Ingatkan Pembangunan Infrastruktur Jangan Sampai Tambah Risiko Bencana
Kemudian Jokowi mengingatkan pembangunan infrastruktur dan perizinan usaha harus mempertimbangkan risiko bencana. Dia menegaskan pembangunan insfrastruktur jangan sampai menambah risiko bencana.
"Perizinan-perizinan usaha yang dikeluarkan harus mempertimbangkan risiko bencana. Pembangunan infrastruktur harus mengurangi risiko bencana, bukan menambah risiko bencana," papar dia.
Menurut dia, banyak pihak yang lupa mempertimbangkan risiko bencana saat membangun infrastruktur. Padahal, kata Jokowi, kebijakan tangguh bencana harus terus diutamakan.
"Sering kita bangun lupa mengenai ini, pengarusutamaan kebijakan tangguh bencana harus terus diutamakan," terang dia.
"BNPB harus aktif mengajak seluruh aparat pemerintah pusat maupun daerah agar semua program pembangunan harus berorientasi pada tanggung bencana. Harus ini semuanya, diajak," tambah Jokowi.
7. Ingatkan Perubahan Iklim Dunia Akan Semakin Mengerikan
Jokowi meminta agar infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana terus ditingkatkan. Pasalnya, kata dia, perubahan iklim dunia arahnya akan semakin mengerikan hingga memunculkan bencana yang sebelumnya tak terduga.
Oleh sebab itu, Jokowi mengajak semua pihak bersama-sama meningkatkan infrastruktur untuk kurangi risiko bencana. Misalnya, dengan melakukan vegetasi penghambat ombak tsunami atau taifun (typhoon).
"Karena kita tahu perubahan iklim dunia nanti arahnya akan semakin mengerikan. Semua negara juga sudah ngeri dan sudah mengalami bencana yang sebelumnya tidak ada, kemudian ada karena perubahan iklim," kata dia.
Dia juga meminta agar jalur evakuasi terus disiagakan. Selain itu, Jokowi mengingatkan agar instrumen peringatan dini dicek dan di-upgade atau ditingkatkan secara rutin.
"Jalur evakuasi harus terus disiagakan, instrumen-instrumen peringatan dini harus terus di-upgrade dan dicek secara rutin, ini yang sering kita tidak disiplin di sini. Cek secara rutin," kata Jokowi.
Jokowi paham bahwa tidak semua pengadaan alat peringatan dini dilakukan oleh BNPB. Namun, dia meminta BNPB ikut terlibat dan mengingatkan kementerian terkait untuk menjalankan tugas tersebut.
"Karena ini sekali lagi menyangkut keselamatan rakyat," tegas dia.
(Elza Hayarana Sahira)
Advertisement