Mandiri Sekuritas: IHSG Dapat Sentuh Level 7.400 pada 2022

Pergerakan IHSG tahun ini ditopang oleh konsumsi domestik yang semakin meningkat seiring dengan pemulihan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2022, 18:05 WIB
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022 bisa mencapai level 7.400.

Hal tersebut disampaikan Head of Equity Research & Strategy PT Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dalam paparannya di Jumpa Pers virtual, Rabu, (23/2/2022).

Pergerakan IHSG tahun ini ditopang oleh konsumsi domestik yang semakin meningkat seiring dengan pemulihan. Sementara capital expenditure yang lebih besar diprediksi terjadi pada semester II 2022.

"Earning per share (EPS) growth tahun 2022 diperkirakan bisa mencapai sekitar 14 persen hingga 15 persen," kata dia.

Adrian menambahkan, sektor yang sangat berprospek pada 2022 adalah sektor perbankan, sektor konsumer, energi dan komoditas.

"Dividen yield yang paling tinggi ada di sektor konsumer, juga perbankan, energi dan komoditas," kata dia.

Menurut dia, investor masih menunggu pertumbuhan pendapatan dari para emiten. Selain sektor-sektor di atas, sektor telekomunikasi diperkirakan bisa juga memberi prospek.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Waspadai Risiko Ini

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan lebih cepatnya pemulihan di beberapa negara tujuan ekspor, kata Adrian, Indonesia juga diuntungkan karena permintaan untuk ekspor meningkat. Namun, investor tetap perlu mencermati beberapa risiko yang mungkin muncul untuk IHSG bisa capai level 7.400, antara lain:

- Volatilitas masih bisa saja berlanjut

- Quantitative tighthening di Amerika Serikat masih jadi tanda tanya, sementara di sisi Indo recovery cycle masih sangat awal,

- Ada temuan Inflasi di Indonesia

- Adanya risiko geopolitik yang juga bisa memengaruhi Keputusan ekonomi negara-negara yang berhubungan dengan Indonesia.

Namun, umumnya pada paruh ke II, IHSG akan lebih bertumbuh seiring dengan semakin banyak capital spending para emiten. Hal tersebut tercermin dari earning per share yang biasanya jauh lebih baik.

Dia berpendapat, meski kebanyakan negara melihat kebijakan suku bunga The Fed,  sepanjang ekonomi domestik masih tetap bertumbuh, tetap akan ada katalis positif bagi pertumbuhan IHSG.

Tahun lalu secara tahunan, sejak 30 Desember 2020 hingga 30 Desember 2021, IHSG tumbuh 10,08 persen dari posisi 5.979 ke level 6.581,4. Sepanjang 2021, IHSG sempat mencapai level tertinggi sepanjang sejarah di posisi 6.723 (untuk penutupan perdagangan). Sedangkan level tertinggi intraday, IHSG pernah mencapai level 6.751.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya