Omicron Mewabah, CDC Tambah 4 Negara Asia ke Daftar Destinasi Perjalanan Berisiko Tertinggi

CDC menetapkan "Level 4: COVID-19 Sangat Tinggi" ketika sebuah destinasi perjalanan mencatat lebih dari 500 kasus per 100 ribu penduduk terdaftar dalam 28 hari terakhir.

oleh Asnida Riani diperbarui 23 Feb 2022, 20:16 WIB
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan kosong di depan Menara Kembar pada hari pertama Full Movement Control Order (MCO) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di sejumlah negara akibat peyebaran varian Omicron masih terbilang tinggi. Ini membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan empat negara Asia ke daftar destinasi perjalanan berisiko tertinggi pada Selasa, 22 Februari 2022.

Mengutip CNN, Rabu (23/2/2022), pihaknya mengategorikan tujuan perjalanan pada risiko "Level 4: COVID-19 Sangat Tinggi" ketika lebih dari 500 kasus per 100 ribu penduduk terdaftar dalam 28 hari terakhir. Keempatnya adalah Bhutan, Brunei, Iran, dan Malaysia.

Keempat destinasi tersebut sebelumnya berada pada risiko "Level 3: COVID-19 Tinggi." Level 4, tertinggi di CDC, kini telah membengkak ke lebih dari 140 tujuan perjalanan, menggambarkan jangkauan luas dan penyebaran yang cepat dari varian Omicron.

Pada awal Januari 2022, ada sekitar 80 destinasi yang terdaftar di kategori tersebut. Level 4 sekarang memiliki lebih banyak tujuan daripada gabungan semua kategori CDC lainnya.

CDC menyarankan para pelancong untuk menghindari liburan ke negara-negara dalam kategori Level 4, termasuk Indonesia. Ambang batas CDC untuk pemberitahuan kesehatan perjalanan didasarkan terutama pada jumlah kasus COVID-19 di suatu destinasi.

Mereka tidak memasukkan Amerika Serikat dalam daftarnya, tapi diberi kode warna di Level 4 pada 22 Februari 2022 di peta tingkat risiko perjalanan badan tersebut. Pekan lalu, Korea Selatan dan Polinesia Prancis termasuk di antara tujuan yang ditambahkan ke Level 4.

Destinasi-destinasi populer lain yang ada di kategori Level 4 adalah Meksiko, Kanada, Prancis, Peru, Singapura, dan Spanyol. Inggris Raya bahkan telah ada dalam daftar sejak Juli 2021. Pelancong dapat melihat tingkat risiko CDC untuk tujuan global mana pun di halaman rekomendasi perjalanan.

Dalam panduan perjalanan yang lebih luas, CDC telah merekomendasikan untuk menghindari semua perjalanan internasional sampai pelancong menerima vaksin lengkap. Tingkat penularan adalah "satu pedoman" untuk perhitungan risiko pribadi para pelancong, menurut Analis Medis CNN Dr. Leana Wen.

"Kita sedang memasuki fase pandemi di mana masyarakat perlu mengambil keputusan sendiri berdasarkan kondisi medis, serta toleransi risiko mereka dalam hal tertular COVID-19," kata Wen. "Anda harus mengartikan Level 4 sebagai tempat dengan banyak penularan komunitas COVID-19. Jadi, jika Anda pergi, ada kemungkinan lebih tinggi untuk tertular virus."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tidak Berdasarkan Pertimbangan Keadaan Individu

Warga berolahraga di Taman Hagley di Christchurch, Selandia Baru pada Minggu (9/8/2020). Selandia Baru pada Minggu kemarin telah berhasil melewati 100 hari tanpa merekam kasus Virus Corona COVID-19 yang ditularkan secara lokal. (AP Photo/Mark Baker)

Wen menyambung, "Ini benar-benar perlu jadi keputusan pribadi agar orang-orang menimbang pemahaman bahwa saat ini CDC mengklasifikasikan tingkat yang berbeda berdasarkan tingkat penularan komunitas, dan pada dasarnya hanya itu. Mereka tidak mempertimbangkan keadaan individu."

Sementara itu, Selandia Baru pindah ke risiko "Level 3: COVID-19 Tinggi," yang mana Negeri Kiwi sebelumnya berada pada risiko "Level 2: COVID-19 Sedang." Kategori risiko "tinggi" Level 3 berlaku untuk tujuan yang memiliki antara 100 dan 500 kasus per 100 ribu penduduk dalam 28 hari terakhir.

Negara lain yang ditambahkan ke daftar Level 3 adalah Namibia dan Timor Leste. Namibia sebelumnya berada di Level 4 dan Timor Leste naik dari Level 1.


Level 2 CDC

Warga yang mengenakan masker untuk melindungi diri dari virus corona berpose di depan dekorasi Olimpiade Musim Dingin Beijing di Lapangan Tiananmen di Beijing, China (18/1/2022). China telah mengunci sebagian distrik Haidian Beijing menyusul deteksi tiga kasus. (AP Photo/Ng Han Guan)

Destinasi yang menyandang predikat "Level 2: COVID-19 Sedang" telah mencatat 50 hingga 99 kasus COVID-19 per 100 ribu penduduk dalam 28 hari terakhir. CDC salah satunya memindahkan tujuan safari favorit Kenya ke Level 2, sebelumnya berada di Level 3.

Saat ini, Level 2 CDC adalah tempat yang sepi dengan hanya empat tujuan dalam kategori tersebut. Untuk berada di "Level 1: Rendah COVID-19," sebuah destinasi harus memiliki kurang dari 50 kasus baru per 100 ribu penduduk selama 28 hari terakhir. 


Risiko Tidak Diketahui

Wanita berjalan dekat hiasan harimau yang dipajang di Kawasan Pusat Bisnis Beijing, Minggu (9/1/2022). Tianjin memulai pengujian massal terhadap 14 juta penduduknya setelah sekelompok anak-anak dan orang dewasa dinyatakan positif COVID-19, beberapa dengan varian omicron. (AP Photo/Andy Wong)

Tidak ada tujuan baru yang dipindahkan ke Level 1. Saat ini hanya ada lima destinasi dalam kategori tersebut, termasuk China yang baru saja jadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Lalu, ada tujuan yang CDC memiliki risiko "tidak diketahui" karena kurangnya informasi.

Biasanya, ini adalah tempat-tempat kecil, terpencil, atau tempat-tempat dengan peperangan atau kerusuhan yang sedang berlangsung. Ada satu tambahan baru untuk kategori ini: Kepulauan Madeira, wilayah Portugis di Atlantik Utara.

Tanzania, Kamboja, dan Makau adalah lokasi-lokasi yang paling banyak dikunjungi saat ini dalam kategori tidak diketahui. CDC menyarankan agar tidak bepergian ke tempat-tempat ini justru karena risikonya tidak diketahui.


Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan

Infografis Gejala Covid-19 Omicron dan Cara Penanganan (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya