Liputan6.com, Jakarta Rendahnya produktivitas pelaku UMKM yang fokus berjualan keripik memotivasi dua mahasiswa asal Untag surabayaUMK menciptakan sebuah mesin pemotong keripik.
Mereka adalah Panggalih Priambodoh dan Muhammad Khadiq Yahya. Kedua mahasiswa itu sukes menciptakan "Rancang Bangun Mesin Pengiris Menggunakan Pisau Rotari dengan Variasi Putaran Motor dan Jumlah Mata Pisau".
"Jadi inisiatif kami adalah membuat sebuah alat pemotong keripik dengan harga yang terjangkau agar industri industri kecil tersebut dapat memiliki mesin pemotong agar produksi dari UMKM tersebut dapat meningkat," kata Panggalih dilansir Antara, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, mesin tersebut bisa digunakan untuk membuat jenis keripik tempe, singkong, ketela atau bisa juga pisang. Menurutnya, pemotongan manual yang dilakukan oleh UMKM keripik berdampak pada kualitas keripik.
Mesin pemotong dirancang dengan berbagai alat penunjang. Syarat utamanya adalah pisau yang dimodel bulat, agar berputar.
Kemudian rangka yang terbuat dari besi hollow, pillow block, pulley, dan motor alternating current (AC).
"Kendala yang mereka hadapi adalah waktu pengirisan yang lama serta tebal tipis potongan yang tidak sama dan juga memotong untuk keripik butuh keahlian yang harus dimiliki," ujar Panggalih.
Saksikan video pilihan berikut ini
Kualitas Keripik Tempe
Sementara itu, Muhammad Khadiq Yahya menjelaskan bahwa mesin pemotong dapat bekerja dengan sangat sederhana dengan daya pada motor 1/4 Hp dengan putaran 1420 rpm. Untuk diameter poros yang dipakai 20 mm berbahan S45C, diameter pulley 4 in, 5 in, 6 in berbahan aluminium, bearing dengan diameter dalam 20 mm.
"Mesin ini dengan putaran motor AC yang diperlambat dengan varian pulley yang dayanya diteruskan ke pisau yang berputar, lalu bahan keripik tersebut bergerak lurus menuju arah pisau dan akhirnya terpotong," kata dia.
Hasil percobaan mesin pemotong pada tempe didapatkan hasil terbaik pada putaran mesin 591,7 rpm menggunakan satu pisau potong dengan hasil 100 irisan.
"Dalam waktu 11 detik dengan persentase banyaknya irisan tempe yang layak adalah 88 persen yakni 88 irisan layak, 12 irisan rusak," ucap Khadiq di Untag Surabaya.
Meski demikian, dia menyebutkan khusus pembuatan keripik tempe, kualitas tempe turut menentukan keberhasilan mesin.
"Bahan tempenya harus benar-benar bagus saat digunakan untuk pengujian, karena jika usianya lebih atau kurang sehari tempenya akan hancur, sehingga tempe yang dipakai merupakan tempe sagu khusus untuk keripik," katanya.
Rencananya, kata mereka, mesin ini akan diberikan pada UMKM keripik di Trenggalek.
"Mesin ini masih perlu pengembangan dan dirancang lebih sederhana supaya lebih mudal digunakan," ujarnya.
Advertisement