Harga Kripto Hari Ini 24 Februari 2022: Bitcoin dkk di Zona Merah Lagi

Bitcoin dan sederet kripto teratas alami pergerakan harga yang beragam pada perdagangan hari ini.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Feb 2022, 06:42 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat alami pergerakan harga yang beragam, Kamis pagi (24/2/2022). Mayoritas kripto jajaran teratas masih melemah dalam perdagangan Kamis pagi ini.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah sebesar 1,34 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan sebesar 15,00  persen.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 37.423,95 per koin atau setara Rp 537 juta (asumsi kurs Rp 14.351 per dolar AS). 

Ethereum(ETH) sebagai kripto terbesar kedua alami sedikit kenaikan. Dalam 24 jam terakhir, ETH menguat sebesar 0,23 persen. Namun, masih melemah 15,71 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.612,32 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini juga ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 1,15 persen dan dalam sepekan sebesar 13,98 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 367,33 per koin. 

Adapun Cardano (ADA) juga melemah hari ini. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 0,08 persen dan 19,04 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,8784 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) alami sedikit penguatan dalam 24 jam terakhir sebesar 0,42 persen, Namun masih melemah 16,26 persen dalam sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 85,65 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), keduanya alami pergerakan harga yang berbeda.. Dalam 24 jam terakhir USDT menguat 0,01 persen yang membuat dirinya dibanderol USD 1,00 per koin. 

Sedangkan USDC harus turun sedikit 0,02 persen dalam 24 jam terakhir yang membuat harganya berada di level USD 0,9995.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mengenal Apa Itu Bitcoin Halving

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi dalam sebuah instrumen investasi, investor perlu memahami seluk beluk dari aset tersebut, mulai dari tingkat risiko hingga istilah-istilah di dalamnya. 

Begitu juga untuk berinvestasi kripto, yang terdapat istilah-istilah penting di dalamnya, salah satunya yaitu Bitcoin Halving. Istilah Bitcoin Halving ini sering muncul dalam proses penambangan bitcoin dan sudah tidak asing lagi di kalangan investor yang memperoleh kripto dengan cara menambang. 

Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, atau terjadi empat tahun sekali, seperti dilansir dari situs Blog Pluang, Senin, 21 Februari 2022.

Halving menjadi indikator penting dalam menyusun proyeksi harga bitcoin. mengingat aktivitas ini memberi sinyal utama mengenai pasokan milik kripto terbesar itu saat ini.

Pada dasarnya, setiap penambang bitcoin berhak memperoleh block reward setelah sukses menambang satu blok Bitcoin. Dalam aktivitas ini, jaringan akan menerapkan pemberian imbalan Bitcoin Halving bagi penambang yang menambahkan block dalam jaringan mereka.

Lantas, mengapa hasil atau imbal yang diterima penambang harus dipotong setiap 4 tahun sekali? Hal tersebut dikarenakan suplai yang dimiliki dari Bitcoin yang semakin sedikit karena terus ditambang. 

Seperti diketahui, jumlah Bitcoin sangat terbatas yaitu sebanyak 21 juta Bitcoin di seluruh dunia. Sejak kemunculannya pada 2009, Bitcoin sudah mengalami tiga kali Halving. 

Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, di mana imbalan penambang yang awalnya 50 BTC merosot jadi 25 BTC. Selanjutnya, halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block reward dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC.

Kemudian bitcoin Halving terakhir terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Sedangkan untuk Halving berikutnya diprediksi akan terjadi pada Maret 2024, dan tampaknya akan menyentuh angka 3,125 BTC per block transaksi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya