Liputan6.com, Moskow - Serangan siber yang masif menghantam Ukraina sehingga membuat berbagai situs down, terutama di sektor perbankan dan pemerintah. Kementerian digital Ukraina menyebut serangan ini adalah Distributed Denial-of-Service (DDoS).
"Serangan DDoS massal lainnya telah dimulai," ujar Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhaylo Fedorov melalui Telegram, dikutip BBC, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Situs konektivitas internet NetBlocks juga menyebut serangan ini adalah serangan DDoS.
Serangan DDoS membuat sebuah situs lumpuh dengan cara membanjiri sistem dari situs tersebut. Ada sekitar 70 situs di Ukraina yang jadi target.
Selama beberapa tahun terakhir, Ukraina selalu menjadi sasaran serangan siber. Rusia sering dituduh sebagai aktor dibalik serangan tersebut, namun tuduhan itu terus menerus dibantah.
Pulih Lebih Cepat
Seorang peneliti berkata pada BBC bahwa situs-situs di Ukraina pulih lebih cepat di serangan siber terkini.
"Situs-situs militer dan perbankan telah melihat sebuah pemulihan yang lebih cepat setelah serangan siber hari ini, keungkinan karena kesiapan dan tambahan kapasitas untuk mengimplementasi mitigasi-mitigasi," ujarnya.
Meski demikian, peneliti itu berkata serangan ini terbilang parah.
Uni Eropa turut membantu Ukraina. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, berkata UE siap menggerakan segala sumber daya untuk melawan jenis serangan seperti ini.
Advertisement