Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan Singapura meluncurkan National Digital Literacy Programme (NDLP) untuk mendukung perkembangan para siswanya. Hal ini disampaikan oleh Presiden Singapura, Halimah Yacob.
NDLP merupakan program yang mengajarkan kebijakan berselancar di dunia siber dengan pendekatan literasi digital.
“Literasi digital sangatlah penting, tidak hanya untuk pembelajaran, perkembangan, dan pertumbuhan siswa, tetapi juga agar mereka mampu berintegrasi dengan lingkungannya setelah pulang sekolah. Dengan teknologi, para murid dapat mencari bantuan secara daring untuk kesejahteraan mentalnya,” tegas Halimah, seperti dikutip dari OpenGov Asia.
Baca Juga
Advertisement
Penguatan literasi digital tentu penting, melihat adanya perkembangan digital yang semakin meningkat, mulai dari sektor pendidikan, finansial, pertolongan medis, hingga hiburan. Bahkan isu kecanduan game juga menjadi masalah di negara tersebut. Maka, melalui program ini, diharapkan mampu mengedukasi siswanya bahaya dari bermain game yang berlebihan.
Salah satu perwujudan NDLP, yaitu oleh Sekolah Menengah Pertama Pasir Ris yang menerapkan pembelajaran dari rumah setiap dua minggu sekali dalam waktu empat jam dan waktu satu jam untuk para siswanya mampu mengembangkan dirinya di bidang non-akademis.
Pengembangan diri non-akademis ini mendukung para siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber, baik dari internet dan juga dari orang yang bisa dipercaya. Nantinya, para siswa diwajibkan untuk menulis refleksi dari kegiatannya untuk dimonitor oleh sekolah.
Penting bagi mereka untuk diajarkan juga mengenai bahaya menyebarkan informasi tanpa berpikir panjang. Mengajarkan potensi risiko yang ada di internet mendorong siswanya untuk menggunakan media sosial dan internet dengan bijak dan bertanggungjawab.
Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara
Sumber: https://opengovasia.com/national-digital-literacy-programme-in-singapore/
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement