Liputan6.com, Jakarta Kemarin, Indonesia telah resmi menjadi salah satu negara yang ditunjuk untuk menjadi pusat atau hub produksi vaksin berbasis mRNA di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Menurutnya, produksi vaksin selama ini masih terfokus di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Advertisement
Sehingga dalam kesempatan ini, ia pun mengumumkan bahwa negara dengan penghasilan rendah dan menengah juga dapat meningkatkan produksi vaksinnya.
"Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari pandemi adalah kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produksi lokal vaksin. Terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," ujar Tedros dalam konferensi pers Expanding Local Pharmaceutical Manufacturing ditulis Kamis, (24/2/2022).
Tak hanya Indonesia, empat negara lainnya yang juga akan mendapatkan transfer teknologi vaksin hub mRNA adalah Bangladesh, Pakistan, Serbia, dan Vietnam.
"Dengan begitu, totalnya sejauh ini menjadi 13 negara, dan kami masih membuka diskusi dengan negara lainnya," kata Tedros.
Tedros menjelaskan, pelatihan untuk produksi vaksin mRNA tersebut pun sudah akan dimulai pada bulan depan.
Nantinya, tak hanya fokus untuk memproduksi vaksin. Melainkan produk biologi lainnya seperti insulin, antibodi monoklonal, dan pengobatan untuk kanker.
Akan dilakukan oleh Biofarma
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi sebagai perwakilan untuk Indonesia.
Retno menjelaskan, Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang mendukung kesetaraan untuk produksi vaksin. Ia juga mengatakan bahwa isu kesehatan juga masuk dalam prioritas Presidensi G20.
"Hari ini, saya sangat senang mendengar bahwa Indonesia dan Biofarma telah dipercaya untuk menjadi salah satu penerima transfer teknologi vaksin mRNA," ujar Retno.
Menurut Retno, Biofarma juga telah menjadi produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahunnya.
"Biofarma juga memproduksi 14 jenis vaksin dan sudah diekspor ke lebih dari 150 negara," kata Retno.
Maka dengan begitu, Indonesia pun dianggap telah berkontribusi pada kesetaraan dalam hal akses kesehatan untuk masyarakat.
Advertisement