Indonesia Prihatin Atas Eskalasi Konflik Bersenjata Rusia dan Ukraina

Menanggapi peningkatan konflik antara Rusia dan Ukraina, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan empat poin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Feb 2022, 14:31 WIB
Kendaraan lapis baja bergerak di tempat pelatihan Gozhsky saat latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarusia di Belarusia. Rusia dengan tegas menyangkal bahwa mereka bermaksud untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina. (BelTA via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan atas eskalasi konflik bersenjata di Ukraina.

Menanggapi peningkatan konflik antara Rusia dan Ukraina, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) menyampaikan empat poin dalam press briefing, Kamis (24/2/2022).

"Ada empat poin yang kita sampaikan:

1. Prihatin atas eskalasi konflik bersenjata di wilayah Ukraina yang sangat membahayakan keselamatan rakyat, serta berdampak bagi perdamaian di kawasan.

2. Menegaskan agar ditaatinya hukum internasional dan piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara serta mengecam tiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara.

3. Menegaskan kembali agar semua pihak tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai.

4. KBRI telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan WNI di Ukraina sesuai dengan rencana kontinjensi yang telah direncanakan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Ukraina Umumkan Keadaan Darurat

Warga Ukraina berdemo di pusat Kota Kyiv menentang kemungkinan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Sabtu, 12 Februari 2022. (Foto: Efrem Lukatsky/AP Photo)

Ukraina pada Rabu 23 Februari 2022 mengumumkan keadaan darurat 30 hari. Selain itu juga mendesak warga Ukraina di Rusia untuk segera meninggalkan negara itu ketika Kiev mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan kemungkinan invasi lebih lanjut oleh Rusia.

Semua pria yang memenuhi syarat untuk berperang diperintahkan untuk berpartisipasi dalam wajib militer oleh Ukraina, lapor Reuters.

Perkembangan tersebut merupakan indikator lain bahwa pintu menuju diplomasi sedang ditutup dan bahwa Ukraina sekarang sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik bersenjata.

"Memprediksi apa yang mungkin menjadi langkah selanjutnya dari Rusia, separatis atau keputusan pribadi presiden Rusia - saya tidak bisa mengatakannya," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menurut Reuters.

 


Gambaran Citra Satelit

Pelancong menunggu di papan keberangkatan sebelum penerbangan mereka di bandara Boryspil, luar Kiev, 13 Februari 2022. Ukraina berjanji menjaga wilayah udaranya terbuka untuk perjalanan internasional setelah negara Barat memperingatkan pasukan Rusia dapat menyerang kapan saja. (Sergei Supinsky/AFP)

Mengutip The Hill, Kamis (24/2/2022), deklarasi tersebut disebutkan muncul ketika citra satelit baru yang diambil pada hari Selasa oleh Maxar Technologies menunjukkan pengerahan baru kendaraan militer dan tenda pasukan dan tempat perlindungan di Belarus selatan kurang dari 30 mil dari perbatasan Ukraina.

Para pejabat memperkirakan bahwa hingga 190.000 tentara Rusia telah dikumpulkan di dekat perbatasan Ukraina.

Para pejabat Rusia pekan lalu mengklaim bahwa mereka telah mulai menarik kembali beberapa pasukan mereka, tetapi para pejabat NATO dan AS mengatakan bahwa mereka yakin Rusia tampaknya hanya melakukan yang sebaliknya.

The New York Times mencatat bahwa pengerahan terbaru kemungkinan besar datang dari Rusia.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya