Liputan6.com, Jakarta Derbi Jatim kembali membawa korban. Kali ini menimpa pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso.
Properti sekolah sepak bola milik mantan pemain timnas Indonesia itu, ASIFA, dirusak sekelompok orang usai laga Persebaya vs Arema FC pada lanjutan BRI Liga 1 2021/2022, Rabu (23/2/2022).
Advertisement
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, tersebut, Persebaya berhasil menang 1-0 lewat gol tunggal Samsul Arif yang tidak lain adalah mantan pemain Arema FC.
Dikutip dari situs wearearema.net, insiden yang menimpa ASIFA berlangsung malam hari. Massa tanpa atribut yang datang dari arah kota Batu, Malang datang menyambangi lokasi sekolah bola tersebut. Mereka kemudian melakukan aksi vandalisme di dinding gedung dan dua unit mobil operasional ASIFA.
Massa melampiaskan kekesalannya dengan melakukan aksi corat-coret di berbagai fasilitas tersebut. Mereka kemudian menempelkan spanduk yang menyebut Aji sebagai pengkhianat Kota Malang. Massa yang marah juga sempat berupaya melakukan pembakaran terhadap bendera ASIFA.
Arema Bertanggung Jawab
Arema FC menyesalkan insiden ini. Klub yang kebanggaan kota Apel itu pun bersedia bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan dengan jantan. "Kami memahami bahwa kekalahan dalam sepak bola pasti memicu kekecewaan, namun bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif apalagi sampai destruktif,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.
Sudarmaji menambahkan, pihaknya sudah menghubungi ASIFA untuk menyelesaikan persoalan ini. Mereka juga sudah menghubungi Aji Santoso selaku salah satu pemilik sekolah bola tersebut.
"Langkah gentleman sudah dilakukan Manager Ad Interim Arema, Ali Rifky yang langsung berkomunikasi dengan Coach Aji Santoso dan Manager Persebaya, Mas Chandra untuk meminta maaf atas reaksi oknum fans yang berlebihan itu," kata Sudarmaji menambahkan.
"Mas Ali juga langsung bertindak cepat dengan melakukan perbaikan mobil milik ASIFA.”
Advertisement
Imbauan Arema FC
Sudarmaji pun berharap Aremania bisa mencari “pelampiasan” yang positif ketika merespons kekalahan Arema. Harapannya reaksi berlebihan seperti ini tidak terulang kembali.
“Banyak cara positif untuk memotivasi semangat tim yang mengalami kekalahan. Rivalitas tanpa merusak dan tanpa merugikan orang lain harus selalu dikampanyekan. Rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas taktik dan strategi, kalah menang seri itu hasil yang biasa terjadi dalam sepak bola."
"Kami optimistis Aremania selalu akan menjaga kondisi kotanya, termasuk menjaga Arema tetap ada dan berprestasi. Mohon nawak-nawak tetap lanjutkan doa dan dukungannya untuk Singo Edan agar kita semua diberi kemudahan dan keberuntungan serta kelancaran meraih juara,” bebernya.