Liputan6.com, Jakarta Menilik sejumlah artis kawakan Tanah Air, beberapa di antara mereka rupanya memiliki latar belakang akademik. Tengok saja aktris gaek Niniek L Karim yang sudah memulai kiprahnya sejak 1986 silam.
Niniek L Karim terjun di dunia akting bukan di usia muda. Sebelumnya, wanita kelahiran 14 Januari 1949 ini merupakan seorang psikolog yang mengajar sebagai dosen Fakultas Psikologi di salah satu universitas negeri.
Pemilik nama Sri Rochani Soesetio Karim ini masih eksis sebagai aktris hingga sekarang, di usianya yang sudah 73 tahun. Bahkan, baru-baru ini ia terlihat tampil di web series Married with Senior bersama bintang-bintang muda.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berprestasi
Biarpun tak merintis karier sejak usia muda sebagai aktris, Niniek L Karim sudah berhasil menuai prestasi di dunia akting. Sejumlah penghargaan pun disabet oleh wanita kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat ini.
Lantas seperti apa jejak kehidupan dan karier Niniek L Karim? Berikut selengkapnya seperti dilansir dari berbagai sumber.
Advertisement
Lama di Teater
Meskipun baru terjun di dunia film sejak 1986, Niniek L Karim bukanlah orang baru di dunia teater. Sejak masih menjadi mahasisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, ia sempat bergabung dengan Teater Populer pimpinan Teguh Karya.
Setelah lulus, Niniek selama bertahun-tahun memilih berprofesi sebagai pengajar di UI yang juga almamaternya. Selama itu, ia berpendapat bahwa dunia seni termasuk bermain film hanyalah hobi belaka, seperti dilansir indonesianfilmcenter.com.
Luluh Jadi Aktris
Namun pada akhirnya, pemikirannya itu pecah. Pada tahun 1986, dunia film membuatnya luluh setelah Teguh Karya mengajaknya tampil dalam film berjudul Ibunda.
Dalam film tersebut, ia berperan sebagai anak tertua dari seorang ibu yang diperankan oleh mendiang aktris kawakan Tuti Indra Malaon. Rupanya, akting Niniek dianggap cemerlang dalam film tersebut.
Advertisement
Meraih Piala Citra
Alhasil, perannya sebagai karakter bernama Farida itu membuatnya berhasil meraih Piala Citra kategori Pemeran Pembantu Wanita Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 1986 yang digelar di Denpasar.
Dalam ajang tersebut, Niniek sukses melibas nama-nama aktris senior dan top, yakni Ria Irawan, Rima Melati, Rina Hassim, dan Ully Artha.
Kemenangan Kedua
Setelah tampil di film Ibunda, pada 1988, Niniek kembali tampil di depan kamera dalam film Pacar Ketinggalan Kereta yang juga dibintangi Tuti Indra Malaon. Lagi-lagi, berkat film yang dibintanginya ini, ia menyabet Piala Citra.
Dalam ajang FFI 1989 itu, Niniek kembali memenangkan kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik berkat perannya sebagai Tante Retno dalam film yang kembali disutradarai Teguh Karya tersebut.
Advertisement
Jeda di Era 1990-an
Meskipun namanya bersinar pada era 1980-an, Niniek L Karim tampaknya menikmati fokusnya sebagai seorang dosen dan psikolog sepanjang era 1990-an. Tercatat hanya dia film yang ia mainkan, yakni Oom Pasikom pada 1990 dan Sri pada 1997.
Pada era ini memang industri perfilman Tanah Air sedang dalam masa lesu. Namun, pada dekade selanjutnya, ia menampakkan kembali taringnya dalam berakting.
Era 2000-an
Pada tahun 2001 setelah memasuki usia 50-an, Niniek mengambil peran sebagai wanita lanjut usia dalam film Ca Bau Kan. Peran sebagai nenek dilanjutkannya dalam film Garasi. Ia melanjutkan perannya dalam film Ungu Violet, May, dan Ketika Cinta Bertasbih dan Ketika Cinta Bertasbih 2.
Akting Niniek sebagai ibu bernama Malikatun dalam Ketika Cinta Bertasbih 2 membuatnya masuk nominasi FFI 2009 meskipun tak dimenangkannya. Ia juga masuk nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung 2010.
Namun begitu, film tersebut membawanya pada kemenangan di Indonesian Movie Actors Awards 2010 kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.
Film Emak Ingin Naik Haji menjadi penutup kiprahnya sepanjang era 2000-an. Namun perannya sebagai Hj. Markonah dalam film ini, tak mengantarkannya masuk nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di ajang manapun.
Advertisement
Era 2010-an
Pada era 2010-an, terdapat belasan film yang diperankan oleh Niniek L Karim. Sebut saja Bahwa Cinta Itu Ada, Red CobeX, Hasduk Berpola, Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar, Sweet 20, Susah Sinyal, sampai Calon Bini.
Pada era ini, Niniek menjadi sorotan kembali lantaran perannya sebagai Fatmawati dalam Sweet 20. Film ini berhasil membuatnya masuk nominasi sejumlah penghargaan.
Namun, ia sukses menyabet Pemeran Pendukung Wanita Terfavorit di ajang Indonesian Movie Actors Awards 2018.
Di tahun yang sama, Niniek juga masuk dalam nominasi Indonesian Box Office Movie Awards 2018 sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik untuk film Susah Sinyal. Namun ia tak meraih kemenangan.
FTV dan Web Series
Selain film layar lebar, Niniek L Karim juga mengambil peluang untuk berakting di sejumlah film televisi (FTV) dan juga web series (seri web).
Kiprahnya di FTV sudah dimulai sejak 2013 melalui beberapa judul film. Sedangkan keterlibatannya di seri web baru dimulai sejak Knock Out Girl yang tiba pada 2018 lalu.
Ia kemudian tampil sebagai tamu di Magic Hour the Series 2 dan terlibat dalam seri web Work From Home, Awal & Akhir, hingga yang terbaru adalah Married with Senior.
Advertisement
Patut Diingat
Niniek L Kariem serta kehidupan dan kariernya yang tak terlalu berliku namun penuh dengan prestasi ini, patutlah menjadi inspirasi bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.
Sehingga, tak salah bila ia menjadi salah satu artis kawakan yang namanya patut diingat generasi masa kini. Di masa depan, Niniek L Karim juga pantas masuk dalam jajaran aktris legendaris Tanah Air.