Liputan6.com, Jakarta - Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta sanksi program produksi kedelai 1 juta ton di 2022 ini bisa memecahkan masalah kelangkaan tempe dan tahu. Alasannya, kebutuhan kedelai nasional untuk pembuatan tempe dan tahu saja dan produk lainnya mencapai 2,7 juta ton.
"Tahun kemarin aja cuman 200 ribu ton. Itu buat apa? Kebutuhan kedelai nasional kita 2,7 juta ton per tahun," seru Sekretaris Jenderal Puskopti DKI Jakarta Hedy Kuswanto kepada Liputan6.com, Kamis (24/2/2022).
Hedy menyatakan, bahkan ketika target produksi 1 juta ton bisa tercapai, perajin tahu tempe masih tetap butuh stok impor. Itu karena hasil panen kedelai lokal masih jauh untuk mencukupi pasokan.
Dia coba belajar dari pengalaman panen dari tahun-tahun sebelumnya, dimana produksi kedelai lokal hanya bisa dilakukan di daerah, dan jauh untuk bisa mencukupi stok nasional.
"Lokal itu adanya di daerah. Tetapi untuk konsumsi di daerah itu aja enggak bisa satu musim full. Paling satu musim panen untuk satu bulan aja. Yang 11 bulan sisa tetap tergantung pada impor," terangnya.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Stok Impor
Oleh karenanya, ia menghimbau pemerintah untuk mengatur volume kedelai di pasaran. Saat hasil produksi lokal beredar, Hedy meminta pemerintah menahan stok impor agar tidak banyak beredar, sehingga harga stabil.
"Kita enggak nuntut murah sebetulnya. Yang penting semua kebagian, stok ada dan stabil. Jangan labil, tiap hari naik," ujar dia.
Advertisement