Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Mulai Pakai Krim untuk Meminimalisir Stretch Mark?

Salah satu produk merek skincare lokal, Dae Organics, diformulasikan untuk meminimalisir stretch mark.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Feb 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil (pexels.com/freestock.org)

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan kondisi kulit selama kehamilan adalah sesuatu yang wajar, dan setiap ibu hamil bisa saja menghadapi situasi berbeda. Namun demikian, stretch mark telah jadi salah satu keadaan yang umum didapati pada kulit ibu hamil.

Ahli dermatologi, dr. Arini Widodo, Sp.KK, mengatakan bahwa stretch mark timbul akibat kulit tertarik secara cepat. Tarikan ini menyebabkan serat kolagen dan elastin pada kulit putus.

"Stretch mark bisa berwarna kemerahan, cokelat kemerahan, atau cokelat gelap, tergantung warna kulit orang tersebut. Stretch mark biasanya muncul di perut, bokong, paha, pinggul, atau payudara," katanya dalam jumpa pers virtual peluncuran Dae Organics, Kamis, 24 Februari 2022.

Beberapa faktor predisposisi munculnya stretch mark pada ibu hamil, yakni hamil di usia muda, riwayat keluarga dengan stretch mark, meningkatnya berat badan selama kehamilan, indeks massa tubuh (BMI) ibu tinggi sebelum kehamilan, dan berat janin. Pertanyaannya, dr. Arini menambahkan, "apakah stretch mark bisa hilang?"

"Jawabannya, tidak," ia mengatakan. "Tapi, bukan berarti tidak bisa meminimalisir stretch mark."

dr. Arini merekomendasikan ibu hamil untuk makan makanan bergizi, tetap terhidrasi dengan minum banyak air, membatasi kenaikan berat badan, hindari menggaruk, berolahraga, dan memakai krim maupun minyak. "Krim ini jangan baru dipakai saat masa kehamilan masuk bulan ke-9," katanya.

Alih-alih, ia merekomendasikan ibu hamil mulai menggunakan krim guna meminimalisir stretch mark saat usia kehamilan masuk bulan ke-6 atau ke-7. Ada juga cara mengoptimalisasi penggunaan krim oleh ibu hamil.

"Pertama, gunakan produk pada awal muncul gejala (biasanya pada usia kehamilan enam atau tujuh bulan). Kemudian, oleskan dengan cara sedikit dipijat. Terakhir, gunakan krim rutin setiap hari untuk melihat efeknya dalam beberapa minggu ke depan," dr. Arini menerangkan.

Setelah melahirkan dan berstatus sebagai ibu menyusui, gangguan kondisi kulit kemudian ditemukan di bagian puting payudara. Selain perubahan hormon, proses menyusui bisa menyebabkan puting payudara kering, nyeri, bahkan permukaannya pecah-pecah.

"Puting pecah-pecah umumnya ditemukan pada sebulan pertama setelah melahirkan," dr. Arini menyebutkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pentingnya Jaga Kelembapan Kulit

Jumpa pers virtual peluncuran Dae Organics, 24 Februari 2022. (dok. tangkapan layar Zoom)

Mengatasi puting pecah-pecah, dr. Arini menjelaskan, bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya memanfaatkan minyak pijat. "Caranya, panaskan minyak pijat sedikit saja di microwave sampai hangat. Kemudian, oles ke bagian puting sambil dipijat-pijat dengan lembut. Ulangi beberapa kali dalam sehari," ia memaparkan.

Ia menggarisbawahi, hidrasi kulit dan menjaga kulit tetap lembap jadi sangat penting. "Kulit yang lembap memiliki barrier yang baik, sehingga dapat mengurangi risiko berbagai masalah kulit bagi ibu hamil maupun ibu menyusui," ucap dr. Arini.


2 Produk Merek Skincare Lokal

Produk Belly Balm dari Dae Organics. (dok. Dae Organics)

Menyadari adanya kebutuhan perawatan kulit bagi ibu hamil dan menyusui, merek skincare lokal, Dae Organics, debut dengan dua produk andalan: belly balm dan rescue balm. Formulasinya berawal dari pengalaman pribadi pendiri merek itu, Varsha Adhikumoro, yang sulit menemukan produk yang aman dalam mengatasi berbagai jenis permasalahan kulit saat hamil.

"Kami percaya bahwa kehidupan sebagai ibu baru harus dirayakan dan didukung. Itulah mengapa produk kami diformulasikan dengan sangat hati-hati menggunakan bahan-bahan organik berkualitas tinggi," Varsha menyebutkan.

Ia menyambung, "Selama hamil, saya mendapati produk kecantikan yang biasa saya pakai tidak aman untuk ibu hamil dan bayi. Setelah itu, saya lebih berhati-hati dengan produk apa yang saya pakai ke tubuh saya dan bayi saya. Saya selalu suka dengan produk berbahan alami, namun tantangannya adalah bagaimana bahan dasar alami dapat memberikan hasil yang maksimal."

"Dari sana, saya mulai mempelajari tentang bahan, serta racikan alami dari keluarga, berkonsultasi dengan para ahli untuk menghadirkan formula terbaik bebas bahan kimia dalam dua produk Dae Organics," ujarnya, menambahkan butuh sekitar dua tahun untuk memformulasikan produk tersebut.


Spesifikasi Produk

Produk Rescue Balm dari Dae Organics. (dok. Dae Organics)

Dua produk pertama Dae Organics disebut memiliki keunikan tersendiri, dengan tetap menggunakan bahan alami dan halal. Belly balm, yang dipasarkan seharga Rp210 ribu, merupakan kombinasi rosehip oil, sweet almond oil, rose damascena, cupuacu butter, dan jojoba oil yang terbukti dapat mencegah stretch mark, dermal tearing, dan menghidrasi kulit.

Sementara rescue balm diformulasikan untuk jadi krim serbaguna yang dapat membantu para ibu baru yang mengalami kesulitan menyusui dan mengalami perubahan kondisi kulit. Bahan-bahan utamanya terdiri dari calendula, avocado oil, sunflower seed, sweetalmond oil, dan jojoba oil.

Formulasi itu diklaim kaya akan flavonoid dan antioksidan, dapat menenangkan kulit sensitif dan iritasi, serta mampu memperbaiki jaringan yang rusak. Krim multifungsi ini dijual seharga Rp120ribu.

Melengkapi gagasannya sebagai produk alami dan organik, Vasha mengatakan, kemasannya juga bisa didaur ulang. Keduanya akan diluncurkan secara eksklusif melalui aplikasi Lilla (by Sociolla) dan situs web daeorganics.com pada 14 Maret 2022.


Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya