Efek Serangan Rusia ke Ukraina terhadap Pasar Modal Indonesia Sementara

Perilaku di pasar modal indonesia akan cenderung berhati-hati seiring memanasnya konflik Rusia-Ukraina.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2022, 22:38 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia disebut-sebut ikut terdampak akibat memanasnya Rusia-Ukraina. Namun, dampak ini disinyalir tak akan berlangsung lama.

Ekonom Senior dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Fikri C Permana menyampaikan, perilaku di pasar modal indonesia akan cenderung berhati-hati.

"Kami juga menilai efek perang Rusia-Ukraina terhadap pasar modal Indonesia akan bersifat temporer, dan lebih menyebabkan perilaku berhati-hati di pasar,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (24/2/2022).

Landasannya, dia menilai fundamental ekonomi Indonesia yang menunjukkan tren baik. Khususnya didorong pemulihan ekonomi yang diindikasikan dengan Indeks Kepercayaan Konsumen dan Penjualan Eceran pada Januari yang mencapai level tertinggi sejak awal pandemi.

"Bahkan di sisi lain kami melihat invasi Rusia-Ukraina akan berdampak pada peningkatan harga komoditas yang harusnya berdampak positif bagi ekspor dan sektor komoditas dalam negeri karena adanya supply shock di global,” ujar dia.

Atas kondisi itu, Fikri menyarankan dengan kenaikan nilai komoditas energi, sejumlah emiten cocok untuk diambil dalam waktu dekat.

"Karenanya, pilihan utama di sektor tambang tersebut adalah saham ANTM dan saham BBTN serta ASII untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi yang lebih baik ke depannya,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perhitungan

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Fikri juga mencantumkan beberapa hasil analisis terkait dampak dari perang Rusia-Ukraina terhadap IHSG. Ia menilai, eskalasi ini tak akan berdampak langsung terhadap dunia global.

Pertama, kata dia, Invasi Rusia dilakukan di dua daerah yang selama ini memang telah dikuasasi separatis pro-Rusia. Kedua, Layaknya invasi Crimea pada 2014, invasi kali ini juga berdampak local, antara Rusia-Ukraina saja.ali ini juga berdampak hanya antara Rusia-Ukraina saja.

Atas pertimbangan itu, Fikri menyimpulkan beberapa poin. Diantaranya, melihat hubungan ekonomi langsung antara Indonesia dan Rusia atau Ukraina yang relatif kecil.

"Hubungan ekonomi langsung Indonesia dengan Rusia dan Ukraina relatif kecil. Terlihat dari hubungan dagang (ekspor-impor) maupun nilai investasi Indonesia dengan Rusia dan Ukraina di 2021 lebih kecil dari 1 persen,” ujar dia.

Kemudian, aliran dana asing di pasar saham Indonesia terus melaju kencang. Sekitar Rp 22,5 triliun aliran dana asing yang masuk ke bursa saham Indonesia, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Kamis, 24 Februari 2022. Adapun sekitar Rp 15,42 triliun sejak 1 Februari-23 Februari meski di tengah tensi Rusia-Ukraina yang meningkat.

"Rupiah stabil pada level Rp 14.200-14.400 per dolar AS, juga karena net buy investor asing tadi. Bahkan jika USD Index tidak naik, rupiah masih bisa terapresiasi lagi,” ujar dia.

 

Reporter: Arief Rahman

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya