Rusia Serang Ukraina, Bos Chelsea Roman Abramovich Terancam Diusir

Invasi Rusia ke Ukraina jadi alasan baru untuk melucuti kepemilikan Crazy Rich Roman Abramovich atas klub sepak bola Chelsea di Inggris.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 25 Feb 2022, 09:48 WIB
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich sebelum menyaksikan Liga Inggris antara Chelsea dan Sunderland di stadion Stamford Bridge di London pada 19 Desember 2015. Dari pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina jadi alasan baru untuk melucuti kepemilikan Crazy Rich Roman Abramovich atas klub sepak bola Chelsea di Inggris. Abramovich yang dikenal pengusaha minyak disebut-sebut dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Atas kepemilikannya itu, Chelsea berubah wujud menjadi klub raksasa Eropa yang disegani. Tercatat, sejak dimiliki Abramovich pada 2003, Chelsea berhasil meraih 18 trofi bergengsi, termasuk gelar juara Liga Champions.

Selama kurun waktu hampir 20 tahun itu, Abramovich telah menjadi selebritas di media Inggris. Dan menjadi pemantik bagi orang Rusia yang sudah sangat kaya untuk hijrah dan membeli properti di Inggris, khususnya di London. Fenomena itu yang menyebabkan banyak orang menyebut London saat ini dengan ‘Londongard’.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Terancam Diusir dari Inggris

Konflik Rusia dan Ukraina secara tidak langsung mengungkit kembali kekayaan Abramovich di Inggris. Bloomberg Billionaires Index bahkan menyebut, kekayaan sang taipan Rusia yang dekat dengan Putin itu mencapai 15 miliar dolar.

Hal ini yang membuat, anggota parlemen dari Partai Buruh Inggris, Chris Bryant, menuntut pemerintahan Inggris ‘menendang’ Abramovich keluar Inggris.

Tak hanya itu, seperti dikutipn dari laman fortune.com, Chris Bryant juga mendesak pemerintah Boris Johnson menyita aset Abramovich di Inggris, termasuk Chelsea dan perusahaan investasinya yang berbasis di London.

Namun demikian, desakan Partai Buruh Inggris yang ingin menjatuhkan sanksi kepada Abramovich perlu dipikir ulang. Seperti dikutip dari laman Huffingtonpost, parlemen Inggris tidak punya landasan hukum kuat untuk mengusir Abramovich. Apalagi bos minyak tersebut sudah bukan lagi dianggap sebagai WN Rusia. Sejak 2018, dirinya masuk ke Inggris sebagai WN Israel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya