Presiden Ukraina Bersumpah Tak Akan Tinggalkan Kiev Meski Jadi Target Utama Rusia

Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis (24/2) menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Feb 2022, 20:55 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi isyarat saat konferensi pers bersama Presiden Emmanuel Macron setelah pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina, 8 Februari 2022. Volodymyr Zelensky berharap segera mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Rusia, Prancis, dan Jerman. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji pada Jumat (25/2/2022) untuk tinggal di Kiev ketika pasukannya memerangi pasukan Rusia yang sedang maju menuju ibu kota.

Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis 24 Februari menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin. Diperkirakan 100.000 orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Puluhan dilaporkan tewas, seperti dikutip dari ndtv

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan bahwa Rusia ingin untuk merebut Kiev dan menggulingkan pemerintahan Volodymyr Zelensky. Rusia kini telah merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di utara Kiev.

"(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu," Volodymyr Zelensky memperingatkan dalam pesan video.

"Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara."

"Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Respons Gedung Putih

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi garis depan konflik melawan separatis yang didukung Rusia di Donetsk (6/12/2021). Kunjungan dilakukan ketika kekhawatiran di Kiev meningkat bahwa Rusia sedang bersiap menyerang. (Handout/Ukrainian presidential press-service/AFP)

Putin mengatakan, Rusia sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia, yang menjadi sasaran "genosida" - sebuah tuduhan yang disebut Barat sebagai propaganda tak berdasar.

Ditanya apakah dia khawatir tentang keselamatan Zelensky, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CBS: "Sepengetahuan saya, Presiden Zelensky tetap berada di Ukraina pada posisinya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di Ukraina, pejabat pemerintah dan lainnya."


Infografis Perang Dunia Ketiga

Apakah perang dunia ketiga akan terjadi? (trie yas/liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya