Liputan6.com, Jakarta - Perang antara Rusia dan Ukraina bakal memiliki dampak bagi dunia, termasuk Indonesia. Banyak pihak mengkhawatirkan tensi antara kedua negara kian panas, bahkan berpotensi memunculkan Perang Dunia Ketiga.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Siti Rokhmawati Susanto menilai, dampak yang paling nyata dari perang ini adalah pada sektor ekspor-impor.
Advertisement
"Sektor ekonomi ekspor-impor yang melibatkan relasi Indonesia dengan Rusia terdampak, tapi sebenarnya dalam konteks ini kita enggak butuh terlalu banyak sinergi Rusia baik itu gas alam maupun minyak bumi," ujar wanita yang akrab disapa Irma ini ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat (25/2/2022).
Hal berbeda dialami negara-negara di Eropa, di mana kebanyakan dari mereka masih banyak yang bergantung kepada Rusia. Hal inilah yang disebut Irma membuat Rusia semakin percaya diri untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.
Alih-alih merugikan, ia justru menilai harga minyak Indonesia berpotensi akan naik. "Untuk sesuatu yang menyulitkan Indonesia tidak banyak terdampak, kecuali mungkin relasi ekspor kita ke Rusia yang sedikit banyak akan berkurang," ujar Irma lagi.
Irma juga menambahkan bahwa kemungkinan perang Rusia-Ukraina ini tidak akan berlangsung lama. "Ini cuma bluffing-nya Rusia saja, dia memang enggak takut sekaligus psychological war dalam konteks yang lebih tinggi, cuma gertak-gertakan dalam status yang lebih tinggi,” tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Pemerintah Indonesia
Terkait posisi Indonesia sendiri, pemerintah saat ini terus dalam upayanya untuk mendesak PBB agar mengupayakan deeskalasi perang.
Namun, Irma menilai bahwa upaya lain yang bisa dilakukan Indonesia adalah melakukan diplomasi secara langsung.
"Berhubung lokasi Indonesia jauh dan statusnya hanya sebagai anggota komunitas internasional, pemerintah bisa langsung memberikan Rusia untuk tidak melakukan tindakan sepihak baik ke PBB maupun ke Rusia langsung dalam tata normatif," ujarnya.
Indonesia bisa berkontribusi dalam hal tersebut karena Rusia saat ini turut menggandeng pihak pemberontak di Ukraina.
Advertisement