Liputan6.com, Jakarta - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menargetkan ekspor batu bara di kisaran 6 juta MT pada 2022. Target tersebut merujuk pada tingginya permintaan batu bara dalam beberapa waktu terakhir.
Ditambah, baru-baru ini terjadi ketegangan antara Rusia-Ukraina. Komisaris PT MNC Energy Investments Tbk, Darma Putra mengungkapkan, Rusia memiliki kontribusi ekspor 20 persen dari kebutuhan batu bara dunia.
"Kami ingin memanfaatkan momentum kenaikan harga batu bara yang sangat bagus saat ini," kata Darma dalam paparan publik insidentil, Jumat (25/2/2022).
"Di Rusia juga produksi batu bara terganggu karena mulai perang. Mereka biasanya ekspor hampir 20 persen dari kebutuhan batu bara di dunia. Jadi kalau mereka berhenti produksi untuk sementara karena perang. Sehingga supply di dunia batubara berkurang, otomatis harga akan naik terus," ujar dia melengkapi.
Baca Juga
Advertisement
Adapun target produksi IATA tahun ini yakni sekitar 7,8 juta MT. Terdiri dari PT Putra Muba Coal (PMC) dan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal Concession (BSPC) masing-masing 4,5 juta MT dan 1,8 MT.
Pada 2022, dua tambang lain yakni PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE) juga mulai beroperasi di atas area seluas 30 juta ha. Masing-masing ditargetkan dapat memproduksi batu bara 1 juta MT dan 500 ribu MT.
Di sisi lain, Darma mengatakan perseroan tetap akan mematuhi kebijakan pemerintah terkait aturan penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) 25 persen persen. Sehingga setelah dikurangi DMO, perseroan baru akan mengalokasikan sisanya untuk ekspor.
"Kita ada regulasi untuk lokal 25 persen. Jadi sekitar 5,6 juta MT untuk minimum yang kita ekspor, atau maksimal 6 juta MT," kata Darma.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Negara Tujuan Ekspor
Adapun negara tujuan ekspor saat ini antara lain China, Vietnam dan India. Namun perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membuka pasar baru seiring dengan masih tingginya permintaan batu bara.
"Kita banyak menjual ke China, India, Vietnam dan juga lokal. sudah banyak juga long term kontrak dan ada juga off taker yang siap membeli semua dari 1 IUP,” tandasnya.
Advertisement