Liputan6.com, Jakarta Long COVID bisa mengenai siapa saja yang pernah terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Bahkan orang tanpa gejala (OTG) bisa mengalami long COVID seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Pulomas Dirga Sakti Rambe.
"Siapa pun yang terinfeksi COVID-19, sekalipun gejala ringan, sekalipun tidak bergejala bisa alami long COVID," kata Dirga.
Advertisement
Long COVID adalah suatu kondisi ketika dua, tiga bahkan enam bulan setelah terinfeksi merasakan beberapa gejala. Lelah, batuk, lemas dan mungkin sesak napas. Data WHO menunjukkan sekitar 10-20 persen pasien COVID-19 alami long COVID.
"Mengapa bisa terjadi? Jadi, walaupun virus SARS-CoV-2 sudah mati dalam 14 hari tapi reaksi radang belum tuntas maka terjadi long COVID," jelas pria yang juga vaksinolog ini dalam Virtual Class bersama Liputan6.com pada Jumat (25/2/2022).
Meski masih alami gejala kurang menyenangkan pascaterpapar virus Corona, orang ini tidak lagi menularkan COVID-19.
Konsultasikan ke Dokter
Secara umum long COVID-19 tidak mengancam nyawa namun ada kualitas hidup manusia yang terganggu.
"Bekerja jadi sulit konsentrasi, lalu ada juga yang merasa tidak bisa berolahraga kembali seperti dulu karena mudah lelah atau sesak ," kata Dirga.
Maka dari itu, jika masih merasa batuk, lemas, mudah lelah, dan keluhan lain segera periksakan diri ke dokter seperti saran Dirga.
"Nanti akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, ronsen. Dokter juga bisa memberikan obat sesuai gejala yang muncul," tandasnya.
Advertisement