Kemenkes: Vaksinasi Lengkap Tambah Booster Kurangi 91 Persen Risiko Kematian Akibat COVID-19

Kementerian Kesehatan terus mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi untuk menekan angka risiko sakit yang parah hingga kematian akibat COVID-19.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Feb 2022, 06:00 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan terus mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi untuk menekan angka risiko sakit yang parah hingga kematian akibat COVID-19

"Vaksinasi lengkap ditambah booster dapat memberikan perlindungan hingga 91% dari kematian, atau risiko terburuk lainnya akibat COVID-19," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, melalui keterangan pers, Sabtu (26/2/2022).

Untuk itu, kata Nadia, pemerintah terus mempercepat laju vaksinasi bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta instansi-instansi lain, seperti TNI dan Polri mengingat pentingnya vaksinasi ini.

Nadia mengatakan, pada tanggal  22 Februari jumlah kasus aktif COVID-19 adalah 549.431 orang dengan jumlah total pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit berjumlah 37.638 pasien, dimana terdapat 813 dengan kondisi berat dan 185 pasien dengan kondisi kritis.

Dari analisa jumlah pasien 17.871 yang di rawat di RS pada periode 21 Januari-22 Februari 2022 terdapat  2.489 pasien meninggal dunia. Dimana sebagian besar dari pasien yang meninggal belum divaksinasi lengkap.  

“Pasien yang meninggal ini terdiri dari berbagai kategori kelompok, baik itu kelompok pasien lansia dan non lansia, kelompok pasien komorbid dan non komorbid, serta kelompok pasien yang belum divaksinasi dan telah divaksinasi. Angka kematian terpantau meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan yang belum melengkapi vaksinasi," katanya.

Risiko kematian bagi non lansia tanpa komorbid yang telah mendapat booster adalah 0,49%. Sedangkan risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster yakni 7,5%. Risiko kematian non lansia tanpa komorbid yang telah vaksinasi lengkap dua dosis adalah 2,9%. Sedangkan risiko kematian lansia tanpa komorbid yang telah mendapat vaksin lengkap dosis yakni 22,8%.

Jumlah kematian pada kelompok yang memiliki komorbid yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak 739 kematian dibandingkan dengan yang telah mendapatkan booster hanya terdapat 20 kematian.


Kecepatan suntikan

Nadia menyampaikan bahwa selama Februari ini, kecepatan suntikan harian berada pada kisaran 1-1,4 juta dosis per hari.

“Hingga 24 Februari, kita telah melaksanakan 190.451.523 vaksin dosis 1, 143.032.523 vaksin dosis 2, serta  9.460.523 vaksin booster. Lebih dari 50% dari total populasi 270 juta penduduk indonesia telah menerima vaksinasi dosis lengkap,"katanya.

Melihat laju vaksinasi saat ini, pemerintah menargetkan akan memenuhi vaksinasi lengkap pada 70% populasi masyarakat Indonesia pada Juni 2022.

"Kita berharap vaksinasi bisa berkontribusi besar untuk mencegah pasien bergejala berat hingga berisiko kematian akibat infeksi COVID-19,” ungkap Nadia.

Meski telah mendapatkan vaksinasi lengkap atau telah menerima booster bukan berarti masyarakat bisa abai terhadap protokol kesehatan.

“Vaksinasi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan harus dijalankan secara berbarengan karena dua hal ini merupakan kunci kita dapat memutus rantai penyebaran virus COVID-19 dan melindungi anggota keluarga, termasuk orang tua dari risiko terburuk," pungkasnya.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya