Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Binokular Media Utama melakukan penandatanganan perjanjian (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menguatkan industri Big Data di Indonesia.
"MoU ini sebagai langkah awal kerja sama yang efektif dan efisien serta berkesinambungan, agar masyarakat lebih dekat dengan Big Data," kata Ketua APJII, Muhammad Arif, saat melakukan penandatangan perjanjian dengan CEO Binokular Media Utama, Sapto Anggoro, belum lama ini di Jakarta.
Advertisement
Arif menuturkan internet menyediakan data luar bisa besar untuk kemaslahatan masyarakat, sehingga perlu dikelola agar benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik.
Menguip siaran pers yang Tekno Liputan6.com terima, Sabtu (26/2/2022), Big Data sendiri adalah sekumpulan data bervolume sangat besar yang terdiri dari data terstruktur (structured), semi terstruktur (semi-structured), dan tidak terstruktur (unstructured) yang volumenya terus berkembang seiring jalannya waktu.
Big data dasarnya merupakan pengembangan dari database pada umumnya. Perbedaannya, volume Big Data jauh lebih besar dan jenis datanya sangat variatif.
"Big Data bisa memprediksi kecenderungan masyarakat. Dengan Big Data, misalnya, kita bisa tahu masyarakat Jakarta sedang terkena flu. Karena itu bisa kita manfaatkan untuk kesehatan. Bisa juga kita maksimalkan untuk pendidikan, serta paling penting untuk penguatan ekonomi digital dan pemberdayaan UMKM," Arif memaparkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Big Data untuk Riset hingga Konsultasi Media
Sementara itu, Sapto menyatakan Binokular sejauh ini memanfaatkan Big Data untuk kebutuhan riset, monitoring pemberitaan, dan konsultansi media.
"Kerja sama dengan APJII membuka jalan untuk kepentingan yang lebih luas," kata Sapto.
Ia berharap, kerjasama antara APJII dan Binokular bisa lebih membuka mata masyarakat dan pemangku kebijakan tentang pentingnya Big Data.
Advertisement