Rusia Veto Dewan Keamanan PBB yang Ingin Mengecam Invasi atas Ukraina

Rusia, pada Jumat 25 Februari 2022, memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam invasi atas Ukraina.

oleh Hariz Barak diperbarui 26 Feb 2022, 14:00 WIB
Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)

Liputan6.com, New York - Rusia, pada Jumat 25 Februari 2022, memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam invasi atas Ukraina.

China, India, dan Uni Emirat Arab abstain dari pemungutan suara, demikian seperti dikutip dari NPR, Sabtu (26/2/2022).

Sisa 11 anggota dewan memberikan suara mendukung, memungkinkan rancangan resolusi yang akan diambil oleh 193 anggota Majelis Umum PBB.

"Anda dapat memveto resolusi ini tetapi Anda tidak dapat memveto suara kami," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas Greenfield kepada mitranya dari Rusia dan dewan.

Dia melanjutkan: "Anda tidak dapat memveto kebenaran. Anda tidak dapat memveto prinsip-prinsip kami. Anda tidak bisa memveto rakyat Ukraina. Anda tidak bisa memveto piagam PBB."


Resolusi Usulan AS

Petugas berusaha memadamkan kebakaran pada sebuah gedung setelah pemboman di Kota Chuguiv, Ukraina timur, 24 Februari 2022. Angkatan bersenjata Rusia mencoba menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan. (Aris Messinis/AFP)

AS membantu menyusun resolusi yang tidak mengikat dan mencari suara untuk menempatkan anggota dewan.

Penolakan luar biasa terhadap serangan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap tetangganya – demokrasi yang berdaulat – adalah langkah lain oleh negara-negara Barat dan sekutu mereka untuk lebih mengisolasi Rusia secara politis.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres kemudian mengumumkan penunjukan Amin Awad dari Sudan sebagai asisten sekretaris jenderal untuk melayani sebagai koordinator krisis PBB untuk Ukraina.

Awad sebelumnya adalah koordinator pengungsi regional PBB untuk Situasi Suriah dan Irak, dan direktur Biro Timur Tengah dan Afrika Utara di Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya