Pengungsi Korban Gempa Pasaman Barat Alami Trauma dan Terserang Penyakit

Banyak pengungsi yang memeriksakan diri di posko hari ini

oleh Novia Harlina diperbarui 26 Feb 2022, 10:56 WIB
Pengungsi gempa 6,1 SR Pasaman Barat mulai terserang penyakit. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Pasaman Barat - Korban gempa Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat magnitudo 6,1 yang mengungsi di kantor bupati mulai terserang penyakit seperti pusing, sakit kepala, mual dan demam.

Dokter polisi yang ada di lokasi, Adek mengatakan pihaknya mulai membuka posko untuk obat-obatan pagi ini di tenda pengungsian korban gempa. Rata-rata pengungsi mengalami kelelahan dan trauma.

"Iya banyak pengungsi yang memeriksakan diri di posko hari ini," katanya kepada Liputan6.com, Sabtu (26/2/2022).

Ia menyebut rata-rata pengungsi gempa yang mengeluhkan sakit merupakan lanjut usia, kebanyakan mengalami demam dan mual.

Menurutnya hal ini disebabkan karena kondisi tubuh yang lelah dan juga trauma, ditambah lagi cuaca yang tidak bersahabat di tempat pengungsian.

"Kita periksa yang sakit lalu diberi obat," jelasnya.

Kemudian hingga pagi ini, tim medis belum menerima laporan adanya pengungsi gempa 6,1 SR Pasaman Barat yang mengalami diare. Diare merupakan salah satu penyakit yang biasa timbul di tempat pengungsian setelah bencana.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


10.000 Pengungsi

Di Kantor Bupati Pasaman Barat, terdapat ribuan pengungsi yang berdatangan sejak Jumat (25/2/2022) sore hingga malam. Pemerintah daerah mencatat terdapat 10.000 pengungsi yang tersebar di 35 titik.

Sebelumnya gempa bumi magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat pukul 8.39 WIB. Guncangan gempa terasa hingga sejumlah kabupaten dan kota lainnya di provinsi ini seperti Padang, Limapuluh Kota, Agam, dan Padang Panjang.

Informasi dari Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, gempa berpusat di 17 kilo meter timur laut Pasaman Barat, 20 kilo meter barat laut Pasaman Barat, 51 kilo meter Agam, dan 141 kilo meter barat Padang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya