Demi Dapatkan Cuti Berbayar, Wanita Ini Palsukan Kehamilan

Aksi wanita palsukan kehamilan demi dapatkan cuti berbayar dari perusahaan.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 26 Feb 2022, 13:30 WIB
Demi Dapatkan Cuti Berbayar, Wanita Ini Palsukan Kehamilan (Sumber: Pexels.com, Jam99)

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita asal Amerika telah memalsukan kehamilannya demi mendapatkan cuti dan bonus dari perusahaan. Aksi licik wanita bernama Robin Folsom ini segera diketahui oleh rekan kerjanya yang menemukan berbagai kejanggalan. Hingga dilakukan penyelidikan yang lebih atas perbuatan.

Melansir dari Odditycentral, Folsom bekerja sebagai Direktur Urusan Eksternal di Badan Rehabilitasi Kejuruan Georgia. Pada Oktober 2020, memberitahu atasannya bahwa dia sedang mengandung dan mengatur untuk mengambil cuti hamil. Menurut laporan, Folsom punya gaji tahunan sejumlah $ 100.000 atau setara Rp 1.4 miliar. 

“Benjolan bayi Folsom tampak "lepas" dari tubuhnya, yang membuat mereka percaya bahwa dia mengenakan perut kehamilan palsu,” ungkap rekan kerjanya sebagaimana dikabarkan Odditycentral.

Namun cuti berbayar sejumlah Rp 215 juta membuatnya tergiur beraksi memalsukan kehamilannya kepada perusahaan. Keanehan demi keanehan akhirnya mengungkap Folsom telah melakukan pemalsuan kehamilan yang jadi bumerang bagi pekerjaanya. 

Berikut Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari Odditycentral, Sabtu (26/2/2022).


Perut Buncit Palsu

Ilustrasi Ibu Hamil (Foto oleh Dahlak Tarekegn dari Pexels)

Sudah sewajarnya sebagai seorang yang hamil punya perut yang membuncit. Namun agar tampil dengan perut buncit, Folsom memakai benjolan tamahan. Sebagai bukti kepada rekan dan perusahaannya, wanita 43 tahun itu mengirim berbagai foto bersama perut buncit palsunya.

Tak disangka, rekan kerjanya cepat menyadari ada hal yang janggal dari foto Folsom. Di mana benjolan bayi Folsom tampak "lepas" dari tubuhnya dan membuat mereka percaya bahwa dia mengenakan perut kehamilan palsu.

Tak hanya itu, foto-foto bayinya yang baru lahir menunjukkan kepada rekan kerjanya diyakini bukanlah bayinya. Sebagaimana menurut kantor inspektur jenderal yang menggambarkan anak Folsom punya warna kulit yang berbeda-beda.


Kehamilan Beruntun

Ilustrasi ibu hamil yang sehat/Kominfo.

Aksi Folsom akhirnya menjadi perhatian rekan kerjanya. Pasalnya mengingat dia telah melaporkan kelahiran anak lagi pada Juli 2020, dan mengaku hamil lagi pada Agustus 2021. Lebih jelas lagi, catatan asuransi kesehatannya tidak menunjukkan biaya apa pun untuk pemeriksaan pranatal atau persalinan.

Hingga akhirnya Folsom mengundurkan diri dari tempat kerjanya pada Oktober 2021. Sebelumnya Folsom diwawancarai oleh para penyelidik negara tentang kehamilannya dan cuti berbayar yang diminta. Namun itu tidak membuat semua masalahnya hilang. Bukti terkuat ialah catatan medis dan asuransi tidak menemukan bahwa wanita itu melahirkan anak sungguhan.

Jika terbukti bersalah, Robin Folsom menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara karena penipuan identitas. Juga lima tahun penjara untuk setiap tuduhan membuat pernyataan palsu. Dia juga berisiko terkena denda hingga $ 103.000 atau setara Rp 1.47 miliar jika terbukti bersalah atas semua tuduhan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya