Liputan6.com, Moskow - Rusia memberlakukan akses terbatas warganya ke Facebook atas sikapnya di tengah invasi ke Ukraina.
Regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor menuduh jaringan "penyensoran" di negara tersebut melakukan pelanggaran atas "hak dan kebebasan warga negara."
Facebook mengatakan, telah menolak untuk menghentikan pengecekan fakta dan pelabelan konten dari organisasi berita milik negara.
Baca Juga
Advertisement
Langkah itu dilakukan sehari setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (26/2/2022).
Tidak jelas apa arti pembatasan regulator, atau sejauh mana platform lain seperti, WhatsApp, Facebook Messenger dan Instagram akan terpengaruh.
Regulator turut menuntut Facebook mencabut pembatasan yang berlaku pada Kamis (24/2).
Dikatakan bahwa Metaverse telah "mengabaikan" permintaan ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengakuan Facebook
Sir Nick Clegg, wakil presiden urusan global di Meta, mengatakan pihak berwenang Rusia "memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pemberian label" pada konten outlet.
"Kami menolak," katanya.
Namun dia menjelaskan bahwa ua ingin orang Rusia terus menggunakan platform Meta.
"Orang Rusia biasa menggunakan aplikasi kami untuk mengekspresikan diri", kata Sir Nick, dan perusahaan ingin "mereka terus membuat suara mereka didengar".
Banyak media milik negara di Rusia telah melukiskan gambaran yang sebagian besar positif tentang kemajuan militer Rusia di Ukraina, menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus".
Advertisement