Liputan6.com, Jakarta Perang Rusia-Ukraina telah dimulai sejak beberapa hari lalu. Hal ini disebut juga akan berdampak pada Indonesia.
Pengamat pertahanan dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati memandang Indonesia harus bersiap menghadapi hal ini. Terlebih dampak ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
"Sejumlah langkah strategis harus disiapkan secara matang mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi kondisi sosial-politik di Indonesia. Jadi efek dominonya yang paling penting adalah harga pangan impor naik diikuti kenaiakan barang lokal, biaya logistik melonjok, harga BBM menanti subsidi yang lebih besar, lonjakan harga minyak tak dapat dihindari," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (26/2/2022).
Selain antisipasi di dalam negeri, maka Indonesia juga harus waspada kemungkinan negara tertentu mengambil kesempatan ketika dunia internasional sibuk menghadapi Rusia.
"Gelar operasi militer di Laut Natuna Utara harus tetap dilaksanakan. Jangan sampai terjadi serangan mendadak yang dapat merugikan pertahanan Indonesia," jelas Nuning.
Karena itu, dia memandang bahwa langkah tepat dan sebuah keniscayaan Indonesia telah membentuk Komponen Cadangan (Komcad) yang diinisiasi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Secara universal Komcad adalah sebuah keniscayaan, contohnya Ukraina gunakan komcadnya," kata Nuning.
Sikap Prabowo
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan, kebijakan pertahanan negara tahun 2021 masih akan terus dilanjutkan pada tahun 2022. Salah satu kebijakan yang akan dilanjutkan adalah pembentukan Komponen Cadangan (Komcad).
“Di antaranya kebijakan pembentukan Komponen Cadangan dan perataan komponen pendukung, kebijakan pembangunan postur TNI,” kata Prabowo dalam Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan 2022, Kamis (20/1/2022).
Kebijakan lainnya yang akan dilanjutkan tahun ini adalah pembangunan sistem logistik di pulau-pulau besar di NKRI.
“Perwujudan wilayah pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar, pembangunan sistem logistik yang terdesentralisasi, dan penguatan pertahanan di wilayah selat-selat strategis,” terangnya.
Selain itu, pada Rapim Kemhan, Prabowo menyampaikan masih adanya potensi ancaman militer pada tahun 2022 ini. “Ancaman militer diperkirakan masih berpotensi muncul dan membahayakan kedaulatan negara dan keselamatan bangsa,”kata Prabowo.
Advertisement