Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, menilai usulan penundaan pemilu 2024 yang dilontarkan para elite parpol tidak masuk akal.
Alasan yang dilontarkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yakni perbaikan ekonomi Indonesia, menurut Arya, terbukti tidak benar.
Advertisement
“Justru ekonomi kita menurut lembaga negara seperti BPS, tengah membaik. Dibandingkan 2020 minus sekitar 2,07 persen, di tahun 2021 ekonomi kita tumbuh sekitar 3,39 persen. Tahun 2022 pertumbuhan ekonomi diprediksi sebesar 4,7-5,5 persen. Artinya, sekarang ekonomi kita sedang membaik," kata Arya dalam diskusi daring, Sabtu (26/2/2022).
“Artinya alasan ekonomi untuk penundaan pemilu, jelas tidak masuk akal, karena justru sekarang pertumbuhan ekonomi kita sedang membaik,” sambungnya.
Sementara itu, alasan lainnya yakni masyarakat dan survei disebut mendukung puas kinerja dan setuju perpanjangan masa jabatan Jokowi. Arya membantah alasan itu dan menegaskan bahwa itu tidak berdasarkan data.
“Mengutip hasil survei Indikator Politik mayoritas publik, baik pada survei yang dilakukan di bulan September maupun bulan Desember 2021, menunjukkan lebih dari 70 persen responden, mayoritas tidak mau perpanjangan masa jabatan presiden," kata dia.
Tidak Demokratis
Arya berpendapat bahwa publik harus menolak usulan tersebut, karena hal itu tidak demokratis dan menkhianati spirit reformasi.
“Mengingkari spirit reformasi, yakni pembatasan kekuasaan,” pungkas dia.
Advertisement