Antrean Minyak Goreng di Bekasi Nyaris Menutup Jalan Perumahan Cikarang Barat

"Antreannya lumayan panjang, karena pasti berebut. Harganya Rp 14.000 seliter, kalau di toko lain masih mahal," kata Katini, warga yang ikut mengantre, Sabtu (26/2/2022).

oleh Bam Sinulingga diperbarui 26 Feb 2022, 22:18 WIB
Antrean warga saat hendak membeli minyak goreng murah di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Masih tingginya harga minyak goreng di pasaran menyebabkan warga antusias menyerbu operasi minyak murah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Paket minyak goreng murah jadi serbuan warga di Perumahan Telaga Murni, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ratusan warga rela mengantre untuk mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter.

Warga yang didominasi kaum emak-emak nampak semangat mengantre meski diterpa terik matahari. Antrean pun mengekor, mencapai puluhan meter dan nyaris menutupi jalan perumahan.

"Antreannya lumayan panjang, karena pasti berebut. Harganya Rp 14.000 seliter, kalau di toko lain masih mahal," kata Katini, warga yang ikut mengantre, Sabtu (26/2/2022).

Menurutnya, tak ada persyaratan khusus untuk bisa mendapat minyak goreng murah tersebut. Namun pembelian dibatasi hanya satu paket, yang terdiri dari dua pouch minyak goreng ukuran satu liter dan satu kilogram gula pasir.

Warga pun rela mengantre panjang lantaran sulit memperoleh minyak goreng harga subsidi di minimarket. Beberapa warga, bahkan mengaku tidak pernah sekalipun mendapatkan minyak goreng murah karena sangat langka.

"Selama ini gak pernah dapat (minyak goreng harga subsidi), stok di minimarket itu selalu habis. Setiap ke sana kosong terus," ujar Marti, warga lainnya.


Harga Minyak di Pasar Masih Tinggi

Antrean warga saat hendak membeli minyak goreng murah di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Dalam operasi ini harga minyak goreng dijual Rp 10.500 per liter atau Rp 11.700 per kilogram. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ia berharap pemerintah dapat mengatasi kelangkaan minyak goreng harga subsidi agar warga tak lagi kesulitan. Pasalnya, harga minyak goreng di pasaran masih tinggi dan memberatkan warga.

"Harapannya ya biar ada terus minyak goreng, stoknya nggak kosong. Terus kalau bisa harganya stabil lagi lah, karena kita kan masih kondisi pandemi, lagi sulit ekonomi," imbuh Marti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya