Liputan6.com, Jakarta Varian Omicron kini mendominasi penularan COVID-19 di Indonesia. Banyak yang menyebut-nyebut varian ini ringan hanya seperti flu atau batuk pilek biasa. Nyatanya, bila menganggap Omicron ringan besar kemungkinan membuat masyarakat menjadi tidak berhati-hati.
"Sebagian masyarakat kita terjebak menganggap ini tuh ringan. Kalau kita anggap ringan cenderung jadi tidak berhati-hati, tidak waspada, sembrono," kata dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Pulomas Dirga Rambe.
Advertisement
Pada mereka yang terpapar Omicron berusia muda terlebih sudah vaksinasi gejala yang muncul memang ringan seperti batuk, pilek, atau sakit tenggorokan. Bahkan bisa jadi tidak bergejala.
"Padahal, sekalipun tidak bergejala tetap menularkan," kata Dirga dalam Virtual Class Liputan6.com ditulis Minggu (27/2/2022).
Ketika menularkan ke orang lanjut usia, orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, lalu mereka yang belum vaksinasi bisa fatal akibatnya. Risiko keparahan bahkan kematian bisa saja terjadi pada mereka, katanya.
"Terbukti ada 300 orang (317 orang per 24 Februari 2022) yang meninggal itu banyak sekali," lanjut Dirga.
Tetap Waspada Hadapi Omicron
Guna mencegah penularan COVID-19 Dirga berpesan agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Melakukan vaksinasi serta disiplin menjalankan protokol kesehatan masih menjadi kunci dalam menjalankan kehidupan di masa pandemi.
"Kita belum selesai," katanya.
Saat ini, data menunjukkan peningkatan kasus COVID-19 yang didominasi Omicron mulai bergeser ke luar Jawa dan Bali.
"Maka teman-teman yang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi harus bersiap."
Advertisement