27 Februari 1922: Mahkamah Agung AS Bela Hak Pilih Perempuan dalam Pemilu

Di Washington, D.C., Amandemen ke-19 Konstitusi AS, yang menyediakan hak pilih perempuan, dengan suara bulat dinyatakan konstitusional oleh delapan anggota Mahkamah Agung AS.

oleh Hariz Barak diperbarui 27 Feb 2022, 08:23 WIB
Capitol AS terlihat di antara bendera-bendera yang ditempatkan di National Mall menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden di Washington, Senin (18/1/2021). Acara pengambilan sumpah Joe Biden akan berada dalam situasi berbeda dari pelantikan-pelantikan sebelumnya. (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, D.C - Di Washington, D.C., Amandemen ke-19 Konstitusi Amerika Serikat, yang menyediakan hak pilih perempuan, dengan suara bulat dinyatakan konstitusional oleh delapan anggota Mahkamah Agung AS pada 27 Februari 1922.

Amandemen ke-19, yang menyatakan bahwa "hak warga negara Amerika Serikat untuk memilih tidak akan ditolak atau diringkas oleh Amerika Serikat atau Negara mana pun karena seks," adalah produk dari lebih dari tujuh dekade pertemuan, petisi, dan protes oleh hak pilih perempuan dan pendukung mereka, demikian seperti dikutip dari History, Minggu (27/2/2022).

Pada tahun 1916, partai-partai Demokrat dan Republik mendukung hak pilih perempuan, dan pada tanggal 4 Juni 1919, Amandemen ke-19 disahkan oleh Kongres dan dikirim ke negara bagian untuk diratifikasi.

Pada tanggal 18 Agustus 1920, Tennessee menjadi negara bagian ke-36 yang meratifikasi amandemen tersebut, mencapai tiga perempat mayoritas ratifikasi negara, dan pada 26 Agustus Amandemen ke-19 secara resmi mulai berlaku.


Ledakan Tambang Batu Bara Montana Tewaskan 74 Orang

Orang-orang membantu pengibaran bendera AS untuk peringatan 20 tahun serangan 9/11 di Pepperdine University di Malibu, California, Rabu (8/9/2021). Selama 14 tahun, universitas itu memperingati tragedi 11 September 2001 dengan mengibarkan sekitar 3.000 bendera Amerika. (Frederic J. BROWN/AFP)

Pada peristiwa lain, tahun 1943 sebuah ledakan di tambang batu bara dan besi di Montana, Amerika Serikat membunuh sedikitnya 74 orang pekerja.

Lewat kejadian tersebut, ledakan dahsyat itu menjadi catatan terburuk dalam dunia pertambangan di Montana.

Dikutip dari laman History.com, Selasa (27/2/2018), komunitas kecil yang terletak di Washoe dan Bearcreek, Montana hampir semuanya diisi oleh pekerja tambang.

Banyak dari mereka bekerja untuk perusahaan batu bara dan besi. Tepat pada pukul 09.30 waktu setempat, ledakan besar terdengar. Orang-orang berlarian dan suara sirene dibunyikan sebagai peringatan bahaya. Demikian Today in History.

Penyebab pastinya ledakan tak diketahui secara pasti. Meski beberapa mengklaim bahwa hal ini terjadi atas kecerobohan yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

Dari 77 orang pekerja tambang yang tercatat dalam daftar pekerja, hanya ada tiga orang yang selamat. Oleh sebab itu, jumlah yang meninggal ada 74 orang.

Korban yang meninggal disebabkan oleh luka bakar hingga kehabisan oksigen. Hampir seluruh rumah terkena dampak. Kini perusahaan Smith Mine tak lagi dibuka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya