[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Laporan E-CDC dan Harapan Ada ASEAN-CDC

European Center for Diseases Prevention and Control (E-CDC)” mengeluarkan laporan ancaman penyakit menular (“Communicable Diseases Threat Report – CDTR”) dengan data sampai 26 Februari 2022.

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 27 Feb 2022, 10:00 WIB
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes RI (Foto: Dokumen Pribadi Prof Tjandra Yoga Aditama)

Liputan6.com, Jakarta European Center for Diseases Prevention and Control (E-CDC)” mengeluarkan laporan ancaman penyakit menular (“Communicable Diseases Threat Report – CDTR”) dengan data sampai 26 Februari 2022.

Dalam laporan ancaman penyakit ini disebutkan bahwa sejak bermulanya COVID-19 pada 31 Desember 2019 maka di seluruh benua Asia sudah dilaporkan 96.320.034 kasus COVID-19, dengan lima negara penyumbang kasus terbesar di Asia adalah 1) India (42.838.524), 2)Iran (6.942.452), 3) Indonesia (5.197.505), 4) Jepang (4.473.725) dan 5) Filipina (3.653.526).

Disampaikan juga bahwa sejak bermulanya COVID-19 maka telah terjadi 1.219208 kematian di benua Asia, dimana kita ada di nomor dua. Urutan lima besarnya adalah sebagai berikut: 1) India (512.109), 2) Indonesia (146.365), 3) Iran (135.040), 4) Filipina (55.763), dan 5) Vietnam (39 605).

Yang menarik dari dua data diatas ini adalah bahwa Tiongkok sudah tidak masuk dalam lima besar kasus dan kematian. Lalu, kalau India peringkatnya lebih tinggi dari negara kita maka tentu karena jumlag penduduknya 1,3 milyar, sehingga angka mutlak kasus dan kematian jadi selalu di urutan pertama.

Akan baik kalau disajikan juga kasus dan kematian per 1 juta penduduk misalnya, sehingga angkanya dapat lebih tepat untuk dibandingkan. 

Selain tentang COVID-19 maka laporan ini juga membahas berbagai penyakit lain, seperti Influenza A(H9N2), swine influenza A(H1N1), swine influenza A(H1N2) dan Influenza A(H5N6).

Akan baik kalau ada juga laporan di tingkat Asia Tenggara, dan untuk itu memang baik kalau dibentuk juga ASEAN-CDC, dan lebih baik lagi kalau Indonesia memelopori pendiriannya. Kalau di tingkat ASEAN ada laporan seperti ini maka tentu akan data penyakit seperti dengue, malaria, tuberkulosis dan lain-lain. 

 

Penulis Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI_Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia TenggaraMantan DirJen Pengendalian Penyakit dan Mantan KaBaLitBang Kesehatan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya